Kisah Tukang Cukur Naik Haji

Muhammad, si tukang cukur di Asrama Haji Embarkasi Lombok
Sumber :
  • Kemenag NTB

Surabaya, VIVA Jatim – Jika di sinetron ada "Tukang Bubur Naik Haji", maka di Lombok ada kisah nyata seorang "Tukang Cukur Rambut Naik Haji". Dia bernama Muhammad (80 tahun). Ia satu diantara Jamaah Calon Haji (JCH) asal asal Kabupaten Lombok Timur.

Soal Zonasi 200 Meter Jual Rokok di RPP Kesehatan, Pemerintah Dinilai tidak Peka

“Tukang gunting, tukang cukur," kata Muhammad mengisahkan profesinya kepada wartawan di aula Bir Ali 2 Asrama Haji Embarkasi Lombok, pada Senin, 27 Mei 2024, kemarin.

Ia bercerita awal mula bekerja sebagai tukang cukur sejak anaknya yang pertama lahir pada 1968 silam. Saat itu tukang cukur dibilang masih sangat langka.

330 Pasangan Ikuti Nikah Massal di Balai Kota Surabaya, Tertua Umur 70 Tahun

Ia menekuni pekerjaannya sebagai tukang cukur hingga sekarang. Sebuah pekerjaan bagi dia yang bisa mendatangkan penghasilan yang cepat. Penghasilannya bervariasi karena ia tidak membuat tarif atau menentukan harga.

Dulu sebelum muncul banyak salon atau tempat cukur modern seperti sekarang, ia bisa mendapatkan 50.000/hari. "Kalau sekarang paling sampai 20 ribu sehari karena banyak cukur mesin,“ ujarnya. 

Penipuan Mengatasnamakan Kejari Lamongan, Dokter RSUD Kehilangan Uang Rp20 Juta

Suami dari Mukminah ini tiap hari menabung atau menyisihkan uang hasil dari menjadi tukang cukur. Ia tabung di celengan atau tempat untuk menabung yang ia buat sendiri dalam bentuk gerobak kecil.

Setiap menabung ia niatkan untuk mendaftar haji. Puluhan tahun berlalu, saat mau menyetor haji uang di tabungan sudah mencapai Rp40 juta.

Sekarang Muhammad bersama JCH lainnya sudah berangkat ke tanah suci melalui Kloter 13 gelombang kedua asal Kabupaten Lombok Timur, Nusantara Tenggara Barat. Seorang tukang cukur naik haji. Semoga mabrur. Amien!.