Mengenal Badrut Tamam, Putra Madura yang Kini Jadi Asdatun Kejati DKI

Badrut Tamam, Asdatun Kejati DKI Jakarta
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA Jatim – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baru-baru ini memberikan penghargaan kepada Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta. Penghargaan itu didapat lewat peranan kinerja Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Datun) selama 2023-2024. 

Elf Terbalik Usai Senggelon dengan Truk Tronton di Tol Kebomas Gresik, 2 Tewas

Berbicara tentang prestasi dan penghargaan yang diraih Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, tentu tidak lepas dari peran Asisten Perdata dan Tata Usaha Negara (Asdatun) Badrut Tamam.

Lantas, seperti apa sosok Badrut Tamam? Berikut ulasannya. 

Pasangan Gay Jualan Miras Ditangkap Polisi di Mojokerto

Badrut Tamam merupakan jaksa putera Daerah Jawa Timur yang lahir di Pamekasan Madura. Sebelum menempati Asdatun Kejati DKI Jakarta, Badrut Tamam sempat menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Bojonegoro pada tahun 2021 lalu.

Kisah dan sepak terjang Badrut Tamam bukan hanya di situ saja. Dilansir dari berbagai sumber, Badrut Tamam memulai karir perdananya di Kejaksaan Negeri (Kejari) Pacitan, Jawa Timur, pada 1998. 

Gerindra dan PPP Bantah Dukung Ning Ita Maju Pilwakot Mojokerto

Setelah itu ia pindah tugas di Kejari Tanjung Perak Surabaya. Badrut juga pernah bertugas di Kejari Sumenep pada tahun 2003.

Pada tahun 2005, Badrut kemudian ditugasi menjadi Kepala Seksi Intelijen Kejari Pamekasan. Pada tahun 2008, ia diganjar penghargaan dari Kejagung RI sebagai Kejari terbaik.

"Setelah dari Pamekasan, saya pindah menjadi Kepala Seksi Intelijen pada Kejaksaan Negeri Jakarta Utara. Kemudian Kepala Seksi Sosial Politik pada Bidang Intelijen Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta," katanya.

Karir Badrut Tamam terus melejit. Pada tahun 2013, ia bertugas di Kejagung sebagai Pemeriksa Pidana Umum (Pidum) dan Perdata pada Jaksa Agung Muda di Kejagung RI. Tahun 2014 diangkat sebagai koordinator tindak pidana khusus di Kejati Sumatra Barat (Subar).

Karirnya kemudian dilanjutkan sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Muna, Sulawesi Tenggara, pada Tahun 2016. Selama menahkodai Kejari Muna, lebih kurang dua tahun dua bulan, beberapa perkara korupsi dinaikkan. Prestasi itu membawa Kejari Muna dalam dua kali berturut-turut mendapat penghargaan dari Kajati Sultra 2016 -2017.

Dengan ketegasan dan kedisiplinannya, ia berhasil menoreh berbagai prestasi dalam pengungkapan atau penanganan perkara. Salah satunya tindak pidana korupsi.

Karakter Badrut Tamam juga selalu membawa perubahan untuk kantor yang dipimpinnya mulai dari penataan kantor sampai dengan pembangunan rumah dinas para Kasi dan pegawai.

Pada tahun 2019 telah membawa Kejaksaan Negeri Bangkalan meraih Wilyah Bebas Korupsi dan mendapat penghargaan dari Kemenpan RI.