BBM Naik Tinggi, LPNU Jatim Sebut UMKM di Ambang Krisis
- Toriq/Viva Jatim
Baca juga: BLT Bertambah, Ikatan Sarjana Ekonomi Ajak Mengawasi
Oleh karena itu, tandas Fauzi, kebijakan terhadap kenaikan subsidi BBM seharusnya tidak terjadi. Sebab efek domino yang ditimbulkannya begitu besar terhadap 'hidup-mati' UMKM, karena kemampuan modalnya yang sangat terbatas.
"Rata-rata UMKM itu, kemampuan untuk hidup itu sangat pendek dibandingkan perusahaan besar. Setiap usaha itu memiliki batasan usaha untuk bergerak. Ketika modal itu minus, turun, turun dan turun, itu berarti ada efek besarnya. Mungkin bisa terjadi kebangkrutan hingga kolaps," katanya.
Jika kemungkinan buruk ini terjadi, masih kata Fauzi, maka otomatis akan berdampak pada peningkatan jumlah pengangguran, dan secara otomatis akan menambah beban negara.
Baca juga: Anas Resmi Menpan-RB, Jokowi: Track Recordnya Jelas!
Sementara UMKM sendiri, menurut Fauzi, adalah salah satu pilar negara. "Data Word Bank, hampir 64 persen tenaga kerja yang mempengaruhi UMKM, bukan diserap oleh pabrik besar, karena pabrik besar itu menjalankan mesinisasi dan sebagainya," paparnya.
Ia pun berharap pemerintah tidak memberikan bantuan BLT yang bersifat sementara. Tapi lebih dari itu, harus ada stimulus lain agar UMKM dapat bertahan.