Pohon Bidara dan Sejarah Dakwah Syeikh Mahfudz di Sumenep

Pohon Bidara di makam Gurang garing Sumenep
Sumber :
  • Istimewa

Bangsa Arab menyebut dengan ‘Sidr’. Ini merujuk pada Alquran surat Assaba ayat 16 dan surat Alwaqiah ayat 28. Tak jauh dari pesarean Syekh Mahfudz tumbuh sebuah pohon bidara tak berduri. Pohonnya cukup besar dan tidak semua pengunjung menyadari jika pohon bidara itu tidak berduri. 

Tenggelam di Gresik, Zainal Terseret Arus dan Ditemukan di Perairan Raas Sumenep

Tepat diselatannya makam Syekh Mahfudz tumbuh pohon bidara. Sejumlah pengunjung ada yang mengambil daunnya untuk pengobatan. Ada pula yang mengambil buahnya dan dimakan. Tidak ada larangan untuk mengambil daun maupun buahnya. Pada musim penghujan, banyak tumbuh pohon bidara yang dapat dijadikan bibit. Namun, tidak ada jaminan menjadi pohon bidara yang tidak berduri seperti induknya. 

Asta Gurang Garing adalah nama pesarean (makam) yang sudah tidak asing bagi masyarakat Sumenep, Madura, Jawa Timur. Lokasinya dekat dengan wisata Pantai Lombang atau ke arah timur kota Sumenep. 

Menjadikan Masjid sebagai Sentra Kegiatan Dakwah dan Edukasi Masyarakat

Lokasi Asta ini mudah dijangkau dan masih berada di wilayah Desa Lombang, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep Madura antri dan masyarakat umum banyak mendatangi Asta tersebut. Di Asta ini terdapat makam ulama besar penyebar agama Islam dimasa adipati pertama Sumenep, Arya Wiraraja yang dilantik tanggal 31 Oktober 1269, sekaligus dijadikan hari jadi Sumenep.

Penyebutan Gurang Garing tidak lepas dari nama benda yang ada di Keraton Sumenep masa itu. Yakni, gentong raksasa (gentong besar/ tempat air) dalam kondisi kering (besar dan kering/ gurang garing).

PKB Raih Suara Terbanyak Dapil Madura, Sisa Kursinya Diisi Pendatang Baru