Yuk! Cari Tahu Kapan Kesenian Hadrah Sampai di Madura

Ilustrasi Hadrah
Sumber :
  • istimewa

JatimKesenian Hadrah di Madura memang cukup familiar di kalangan masyarakat. kesesian hadrah biasanya dilantunkan di beberapa acara keagamaan yang dilaksanakan di kalangan masyaakat Madura. Kesenian  Hadrah ini konon diciptakan oleh seorang ulama di madinah atau di mekkah.  Namun, para peneliti tidak mencatat penyebaran kesenian ini sampai ke Madura. 

Bagikan Voucher Takjil Gratis, PWRI Sumenep Dukung Bupati Fauzi Hidupkan Pelaku UMKM saat Ramadan

Namun, ahli hadrah dari Sumenep tahun 1929 telah mengenal Hadrah, Samman, dan Gambus sejak muda. Di Sumenep pula, ada guru dari Sumenep Zainal Arifin dan Abdullah Bin Ta’lab. 

Tokoh ini sering menciptakan lagu baru dan merekamnya di dalam kaset. Kreasinya ini kemudian ditiru oleh beberapa kelompok di sekitar Sumenep dan di luar Sumenep. Bahkan setiap Maulid Nabi, setiap tahun selalu diadakan kompetisi hadrah antar semua kelompok hadrah di Sumenep yang kemudian dikompetisikan di Masjid Besar Sumenep.

Patut Ditiru, Program CSR Perusahaan Properti Ini Berupa Perbaikan Jalan di Sumenep

Di luar Sumenep sendiri, tepatnya di Kabupaten Bangkalan, jenis musik ini masih eksis terutama di Ponpes Syaichona Kholil Demangan atau di Lebak Bangkalan dan  di Dusun Keramat Ujung Piring Bangkalan. Sebagaimana diketahui, bahwa musik hadrah adalah salah satu seni musik yang digemari oleh masyarakat Madura hingga saat ini terutama masyarakat pedesaan dan beberapa para kiai di kepulauan Madura. 

Musik hadrah di kalangan masyarakat Madura kerapkali digunakan untuk mengiringi kegiatan-kegiatan besar semisal penyambutan jama’ah haji dari Mekkah ataupun perkawinan serta beberapa pengajian akbar di Madura.

Strategi Jitu Toko Kelontong Madura Saingi Indomaret dan Alfamart

Sejarah tentang beberapa musik yang pernah berkembang di Madura, ditulis oleh Helena Bouvier seorang peneliti dari Perancis yang bertahun-tahun tinggal di Madura ini. Wanita ini, cukup mendetail melakukan penelitian tentang masyarakat Madura. Salah satunya adalah musik hadrah, dalam penelitiannya itu, Helena Bouvier menulis seperti ini Qasidah dalam musik hadrah pada umumnya berasal dari kitab haddrah (atau Dewan Hadrah) Kitab Barzanji atau Kitab Diba. 

Seni musik hadrah di Madura selalu menampilkan lima penabuh rebana dan juga disertai jidur. Dari alat-alat itulah akan terdengar bunyi dan lagu yang memesona bagi para pendengarnya. Dan dari lima penabuh rebana, ada satu hadi (vocal) dan ada pula backing vokal.