Menilik Arsitektur Masjid Jamik Sumenep yang Dikagumi Khofifah

Masjid Jamik Panembahan Somala Sumenep, Madura
Sumber :
  • Istimewa

Bila berkunjung ke Sumenep, alangkah lebih baiknya bila terlebih dahulu menjajaki keindahan Masjid Jamik Sumenep. Saat sampai di halaman depan, pengunjung akan disambut dengan pintu gerbang masjid yang demikian megah. Nuansa kebudayaan Tiongkok yang berdiri tegak didominasi dengan warna putih kombinasi kuning.

Momen Gayeng Nobar Piala Asia di Grahadi, Pj Gubernur Jatim Apresiasi Garuda Muda

Untuk bangunan utama masjid secara keseluruhan terpengaruh budaya Jawa pada bagian atapnya. Lalu pada bagian pewarnaan pintu utama dan jendela masjid menggambarkan budaya Madura. Adapun interior masjid lebih cenderung bernuansa kebudayaan Tiongkok pada bagian mihrab.

Tak hanya itu, Masjid Jamik Sumenep juga dilengkapi dengan minaret yang desain arsitekturnya terpengaruh kebudayaan Portugis, memiliki tinggi kurang lebih 50 meter terdapat di sebelah barat masjid. Dibangun pada masa kepemimpinan Kanjeng Pangeran Aria Pratingkusuma.

PPNS hingga Notaris Pengganti Resmi Dilantik Kakanwil Kemenkumham Jatim

Pagar utama masjid ini dilengkapi dengan bangunan berbentuk kubah di sisi kanan dan kirinya. Kala itu dimaksudkan sebagai tempat penjagaan agar jamaah bisa menjalankan ibadah dengan aman. Namun kini diubah total dan diganti dengan pagar besi.

Di bagian halaman masjid, terdapat pohon sawo, dalam Bahasa Madura dikenal dengan sebutan Sabu. Kemudian juga ada pohon Tanjung. Kedua pohon tersebut konon merupakan penghias utama halaman masjid karena dipercaya mempunyai makna filosofi tersendiri.

Dina Tia, Mahasiswi KPI UINSA Surabaya Jadi Duta Ekowisata Jatim 2024

Sebagaimana orang-orang terdahulu. Setiap apapun yang dilakukan tidaklah sembarangan. Pasti terdapat makna filosofis dan maksud tertentu. Seperti keberadaan pohon sawo atau sabu. Adalah singkatan dari sa yakni salat dan bu ja' bu-ambu. Salat ja' bu-ambu (jangan pernah berhenti salat).

Kemudian pohon Tanjung adalah penyatuan kata ta dan jung. Ta memiliki maksud tandha, dan Jung mempunyai maksud ajhunjhung. Tanda ajhunjhung (tanda menjunjung tinggi). Sehingga keseluruhan bermakna menjaga salat lima waktu sebagai tanda menjunjung tinggi agama Allah.

Halaman Selanjutnya
img_title