Sejarah Salat Tarawih di Masa Rasulullah SAW hingga Umar bin Khattab

Ilustrasi Shalat Tarawih
Sumber :
  • lampung.viva.co.id

Pada akhirnya beliau tidak melanjutkan salat tersebut pada malam-malam berikutnya. Karena disebabkan kekhawatirannya apabila Allah SWT menurunkan kewajiban untuk salat tarawih bagi umatnya. Beliau takut membebankan umat Islam generasi selanjutnya. Salat tarawih setelah Rasulullah Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, umat Islam melaksanakan salat tarawih secara sendiri-sendiri atau berkelompok mulai dari tiga hingga enam orang. Saat itu belum ada kebiasaan untuk salat tarawih berjemaah dengan satu imam di masjid.

Hilal Belum Terlihat, NU Jatim Tetapkan Awal Ramadhan pada Selasa 12 Maret 2024

Namun ketika masuk di masa kepemimpinan Umar bin Khattab, salat tarawih berubah keadaannya karena Umar berinisiatif untuk menggelar salat tarawih di masjid secara berjamaah. Hal ini dilakukannya sebab menyaksikan umat Islam salat tarawih yang tidak kompak, sebagian dari mereka ada yang salat sendiri-sendiri dan ada yang berjamaah.

Dalam buku Sejarah tarawih karya Ahmad Zarkasih, dijelaskan bahwa kata tarawih merupakan bentuk jamah dari kata Tarwih yang berarti istirahat. Istilah tersebut ternyata tidak dikenal pada masa Nabi. Sebab, beliau menyebut salat tarawih dengan istilah qiyam Ramadhan. Menurut Imam al-Mawardzi dalam Kitab Qiyam Ramadhan disebutkan bahwa terdapat beberapa kemungkinan salat sunnah ini disebut dengan tarawih. Salah satunya ketika apa yang terjadi pada masa Umar bin Khattab menjabat sebagai khalifah.

Tempat Hiburan Malam di Lamongan Wajib Tutup Selama Puasa, Nekat Buka Izin Dicabut

“Dari al-Hasan ra, Umar RAA memerintahkan kepada Ubai untuk menjadi imam pada qiyam Ramadhan, dan mereka tidur di seperempat pertama malam. Kemudian mengerjakan salat di dua per empat malam setelahnya dan selesai di satu per empat malam terakhir, mereka pun pulang dan sahur. Mereka membaca 5 sampai 6 ayat pada setiap rakaat. Dan salat dengan 18 rakaat salam setiap 2 rakaat dan memberikan mereka istirahat sekadar berwudhu dan menunaikan salat hajat mereka.” (Lihat Imam al-Mawardzi, Kitab Qiyam Ramadhan, halaman 59) Bisa jadi hal peristiwa di atas menjadi alasan mengapa salat ini disebut dengan tarawih. Sebab, pada zaman Umar bin Khattab pelaksanaannya memberi banyak “Tarwih” alias “istirahat” untuk para makmum di setiap selesai dua rakaat. Demikianlah asal-usul salat tarawih yang hingga hari ini umumnya dilakukan secara berjamaah di setiap masjid. Kendati bukan merupakan salat wajib, akan tetapi banyak umat Islam yang ingin mendapat kemuliaan Ramadhan dengan melaksanakannya di masjid.

Artikel ini telah terbit di Viva.co.id Berjudul 

Pj Gubernur Adhy Gelar Tradisi Megengan, Ajak Saling Memaafkan Jelang Ramadhan

https://www.viva.co.id/edukasi/1589480-asal-usul-salat-tarawih-dari-masa-rasulullah-saw-hingga-umar-bin-khattab?page=3