Ikan Mas Koki Tulungagung dari Desa, Kualitas Ekspor Jepang-Australia

Minto (46) bersama Ikan Mas Koki yang berkualitas ekspor
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Tulungagung, VIVA Jatim –Gemercik air menyambut derap langkah kaki, usai memasuki gerbang salah satu rumah warga. Suasana tenang dan hamparan kolam ikan mas koki tersuguh. Pun juga akuarium besar dengan ikan-ikan berwana warni menarik.

Baru 72,14 Persen Capaian UHC di Tulungagung

Siapa sangka dibalik rumah itu, di RT 05 RW 01 Dusun Banayan, Desa Wajak Lor Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung Jawa Timur sebagaI lokasi pembudidaya Ikan Mas Koki yang diambil oleh eksportir dan masuk ke beberapa negara.

Salah satu pembudidaya ikan, Minto (46) menerima kami dengan senyuman. Lalu mempersilakan masuk menghantarkan mengelilingi kolam, baik kolam besar, maupun aquarium besar dari kaca yang berukuran 3x1,5 meter. Ada juga kolam yang dilengkapi sinar ultraviolet (UV) untuk membunuh kuman di dalam air.

Bayi Kembar Siam di Tulungaung Tercover BPJS, dari Sebelum hingga Usai Operasi

Tak lama berselang ditemani secangkir kopi, Minto mulai bercerita perihal awal mula membudidayakan ikan mas koki. Sambil memandangi ikan yang berada di aquarium besar, ia mengawali bahwa sudah sejak 1986 membudidayakan ikan hias.

Alasannya membudidayakan ikan hias untuk meneruskan apa yang dilakukan sang ayah. Ikan Mas Koki yang ia budidaya ada empat jenis, yaitu  Oranda, Ranchu, Ryukin, Demekin. Ikan yang ia budidaya bersama 20 warga sekitar. Ada yang diperuntukkan kontes, dan memang dipasarkan ke seluruh daerah.

Bayi Kembar Siam di Tulungagung Dioperasi Pemisahan Tunggu 8-10 Bulan

"Sudah masuk ke eksportir. Untuk ekspornya ke Australi, Inggris, sama Jepang. Ini coba masuk lagi ke daerah Kanada sama Afrika," terang Minto disamping akuarium besar samping kediamannya, Jum'at, 15 September 2023.

Perihal tantangan selama budidaya dibanding memelihara ikan hias terletak di musim pancaroba, mulai dari musim hujan ke musim kemarau. Karena biasa banyak ikan sakit. Salah satu cara yang dilakukan mengatasi dengan air kurangi sertamengurangi porsi makan ikan.

"Soalnya sampai saat ini belum ada obat ya. Tapi cara kita mengatasinya seperti itu," sambungnya sambil menyeruput kopi.

Pria yang spesialis pemasaran ikan ini mengaku kebutuhan per bulan permintaan lumayan banyak. Bisa di angka kisaran 40 ribu ada per bulan, namun di bulan-bulan saat ini agak susah, pasalnya di bulan bulan pancaroba.

Halaman Selanjutnya
img_title