Pusat Hortikultura, Tawangargo Smart Eco Farming Village Contoh Pertanian Masa Depan

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo
Sumber :
  • VIVA Jatim/Tofan Bram Kumara

Inovasi ramah lingkungan berikutnya lanjut Dwi Satriyo, Petrokimia Gresik juga melengkapi TAMENG dengan rumah pengolahan limbah pertanian. Rumah ini mampu memproduksi pupuk organik cair dan agensia hayati yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya pertanian. Pupuk ini diproduksi dari limbah-limbah pertanian.

Honda Rilis Motor Matik Baru, Tampilan Gagah dan Ramah Lingkungan

Terakhir, hasil pertanian yang ada di TAMENG mampu dikelola menjadi produk hilir, yaitu mi sayur. Mi yang dapat dimasak menjadi berbagai menu masakan dibuat dari bahan baku sayuran yang dibudidayakan dalam TAMENG. Cocok untuk vegetarian.

“Saya juga sangat mengapresiasi pemanfaatan paving berbahan baku Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) yang diambil dari pabrik Petrokimia Gresik. Inovasi ini mampu memanfaatkan sisa produksi menjadi produk bernilai tambah,” ujarnya.

Petani Trenggalek Sukses Kembangkan Demplot Sawah Hemat Air Sudah 2 Kali Panen

Sementara pada pembinaan TAMENG, Petrokimia Gresik juga mengimplementasikan Smart Precision Farming sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Petrokimia Gresik mendorong regenerasi petani dengan membuat iklim tani yang lebih modern. Selain itu, membangun kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memberikan edukasi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani.

Berikutnya, Petrokimia Gresik juga membimbing petani untuk mampu mengadopsi berbagai teknologi terkini seperti Internet of Things (IoT), sistem drip dan alat uji tanah yang telah terbukti mampu mendukung peningkatan produktivitas pertanian dan mempermudah pekerjaan para petani. Implementasi teknologi ini juga telah menarik minat para petani muda untuk terjun dan berkontribusi dalam dunia pertanian.

Program DITO, Produktivitas Padi di Kediri Naik Jadi 6,24 Ton Per Hektare

“Program ini telah mendapatkan banyak apresiasi dari stakeholder di level nasional. Karena dinilai mampu menciptakan kemandirian ekonomi bagi petani, serta memberikan dampak baik yang berkelanjutan,” ungkap Dwi Satriyo.