BHS Ungkap Pemanfaatan LRT Palembang Tak Maksimal, Beda dengan Jepang
- Dokumen Bambang Haryo Soekartono
Alumnus ITS itu berharap kereta LRT Palembang yang sudah beroperasi lebih dari tiga tahun bisa betul-betul dimanfaatkan oleh masyarakat Palembang. “Dan ini adalah tugas dari Kementerian Perhubungan RI bersama Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan untuk mengusahakan lebih keras lagi agar kereta LRT tersebut betul betul dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, sehingga Subsidi APBN tidak secara terus-menerus digelontorkan untuk operasional LRT,” katanya.
“Apalagi nantinya harus dibebani dengan kewajiban pengembalian utang investasi yang sangat besar saat Grece Period habis, maka beban pengelola LRT akan semakin berat dan lagi-lagi rakyat seluruh Indonesia menjadi korban untuk mensubsidi biaya operasional kereta api tersebut,” ucap BHS.
Pengamat kebijakan publik itu juga berharap Kemenhub bisa mendorong pengelola LRT agar melengkapi keselamatan untuk penumpang, terutama pagar pembatas yang sampai saat ini belum ada. Selain itu, juga mengembalikan semua fasilitas kenyamanan lift dan eskalor yang rusak serta melengkapi konektifitas angkutan darat lanjutan secara cukup agar bisa digunakan masyarakat secara maksimal.
“Dan Kementerian Perhubungan yang membangun LRT harus mempunyai target biaya operasional LRT bisa diselesaikan sendiri oleh pengelola yang tidak menggantungkan subsidi rakyat seluruh Indonesia lagi,” kata BHS.