7 Kuliner Malang Legendaris, dari Rawon Nguling hingga Sate Gebug

Ilustrasi rawon daging sapi.
Sumber :
  • Istimewa

Malang, VIVA Jatim –Menelusuri Kota Malang bukan hanya tentang menikmati keindahan alam dan udara sejuknya, tetapi juga soal mencicipi kekayaan kuliner yang menggoda selera. Kota ini menyimpan berbagai hidangan legendaris yang telah memikat hati warga lokal maupun wisatawan selama puluhan tahun.

Persib Bandung Takluk 0-2 Lawan Port FC di Penyisihan Grup Piala Presiden 2025

Nah, terdapat tujuh destinasi kuliner legendaris di Malang yang tak hanya lezat, tetapi juga menyimpan cerita panjang di balik setiap sajiannya. Mulai dari semangkuk rawon hangat yang cocok disantap saat malam hari, hingga ketan manis sebagai penutup yang sempurna.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi satu per satu tempat makan legendaris tersebut. Siapkan catatan dan perut kosong, karena daftar ini bisa membuatmu tergoda untuk segera merencanakan kunjungan ke Malang!

KPK Ultimatum Deputi Gubernur BI dan 2 Anggota DPR soal Korupsi Dana CSR

1. Rawon Nguling

Rawon Nguling merupakan ikon kuliner Malang yang telah dikenal luas sejak lama. Sajian ini terbuat dari daging sapi pilihan yang dimasak dalam kuah hitam pekat berbumbu kluwek, menghasilkan rasa gurih dan kaya rempah yang khas.

IPPNU Jatim Gelar Hangout Media II, Cetak 70 Kader Dakwah Digital

Keistimewaannya terletak pada tekstur daging yang empuk dan cita rasa yang dalam, berpadu dengan aroma rempah yang kuat namun tidak menyengat. Rawon ini sangat cocok dinikmati pada malam hari atau saat cuaca dingin, memberikan sensasi hangat dan kenikmatan sekaligus.

2. Ronde Titoni

Saat malam mulai mendingin, Ronde Titoni menjadi pilihan utama banyak orang. Dikenal sejak tahun 1948, tempat ini menyajikan wedang ronde, yaitu minuman jahe hangat dengan isian bola ketan lembut berisi kacang manis.

Selain wedang ronde, tersedia pula angsle dan berbagai minuman tradisional lainnya yang cocok untuk dinikmati sambil bersantai. Kehangatan dan kenangan masa lalu berpadu dalam setiap seruputannya.

3. Soto Lombok

Meski namanya mengandung kata "Lombok", soto legendaris ini sejatinya berasal dari Jalan Lombok, Malang. Didirikan sejak tahun 1955, Soto Lombok telah diwariskan turun-temurun dan tetap mempertahankan cita rasa aslinya.

Satu porsinya berisi nasi hangat, kuah kental yang gurih, irisan ayam kampung, taoge, kentang rebus, kol, seledri, serta koya kelapa yang memberi aroma khas. Kerupuk ikan besar menjadi pelengkap yang tak boleh dilewatkan.

4. Mie Gajah Mada

Bagi pecinta mi ayam, Mie Gajah Mada adalah destinasi wajib. Mie-nya kenyal, disajikan bersama ayam kecap yang manis gurih, sayuran segar, dan kuah kaldu bening yang lezat.

Tempat ini cocok dikunjungi untuk makan siang atau makan malam. Meski sederhana, suasana warung ini selalu ramai oleh pelanggan setia yang datang kembali karena rasa yang konsisten.

5. Ayam Goreng Tenes

Ayam Goreng Tenes terkenal dengan ayam kampungnya yang digoreng hingga keemasan, menghasilkan kulit renyah dan daging yang lembut serta juicy di dalam.

Disajikan bersama sambal bawang, nasi hangat, lalapan segar, dan pilihan lauk tradisional seperti tempe atau tahu goreng, tempat ini sangat cocok untuk santap siang bersama keluarga atau teman.

6. Pecel Kawi Hj. Musilah

Pecel Kawi menjadi pilihan tepat untuk sarapan atau makan siang. Sayurannya selalu segar dan disiram sambal kacang khas yang gurih sedikit manis, menciptakan harmoni rasa yang nikmat.

Tambahkan lauk seperti telur ceplok, tempe goreng, perkedel, atau sate usus untuk pengalaman makan khas rumahan. Suasana tempatnya bersih, nyaman, dan pelayanannya pun cepat.

7. Sate Gebug 1920

Sate Gebug menawarkan sajian khas Malang yang unik. Nama “gebug” berasal dari proses memukul daging sapi agar empuk sebelum dibakar. Daging yang telah dibumbui ini kemudian dipanggang di atas bara arang, menghasilkan aroma asap yang menggoda.

Selain sate, tersedia pula sup dan rawon sebagai pelengkap. Tempat ini cocok bagi penikmat olahan daging sapi yang disajikan secara tradisional dan autentik.