Habib Husein Jafar Terpukau Gurita Toko Kelontong Madura di Jabodetabek
- Twitter @Husen_Jafar
Seolah belum puas dengan jawaban penjaga toko kelontong, Habib Husein melanjutkan pertanyaannya. Habib Husein menyebut bahwa Indomaret dan Alfamart lebih besar dan secara ketersediaan bahan juga lebih lengkap. Walaupun dua perusahaan besar itu tidak buka 24 jam layaknya toko kelontong Madura.
“Tapi apa yang bikin akhirnya berani, ya udah lah, mau usaha ini aja, kenapa gak usaha lain gitu,” tanya Habib Husein Jafar.
Si penjaga toko kelontong itu dengan lugas menjawab bahwa kehadirannya di kota-kota besar tak hanya sekadar untuk berbinis saja. Melainkan juga membantu masyarakat agar lebih mudah mendapatkan apa yang menjadi kebutuhannya.
Seperti rokok dan kopi. Di Alfamart maupun Indomaret tidak bisa diketeng atau dibeli satu-satu perbiji. Namun toko kelontong Madura menyediakan jual-beli dengan sistem diketeng. Sehingga memudahkan pembeli mendapatkan kebutuhannya walaupun tak harus membeli keseluruhan.
“Indomaret dan Alfamart emang lebih gede. Tapi kan kayak gini, itu cukup membantu warga-warga sekitar. Seperti rokok kan ga bisa diketeng, di kita kan bisa. Juga kayak kopi, di kitab isa diketeng,” terangnya.
Filosofi toko kelontong Madura lebih menitiktekankan kepada mengadu nasib. Si penjaga toko itu berpandangan, biarlah usaha-usaha kelontong yang lain lebih besar dan lengkap, namun yang namanya reseki tidak akan pernah tertukar. Terpenting tetap berusaha, berikhtiar, sedang hasilnya sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa.
“Reseki semut tak akan dimakan gajah. Rezeki gajah tak akan dimakan semut,” sahut si penjaga toko menggambarkan filosofi etos kerjanya.