Masjid KH Hasan Mimbar, Saksi Sejarah Penyebaran Islam di Tulungagung 1727

Tampak dari depan Masjid KH Hasan Mimbar
Sumber :
  • Madchan Jazuli/ Jatim Viva

Dikatakan Gus Ali, KH Hasan Mimbar misi dakwah juga dengan membawa sebuah pusaka yang bernama Kiai Golok. Pusaka tersebut jika dimasa sekarang seperti tingkat komando militer. Dimana setiap tahun dilakun prosesi jamasan dengan membacakan sholawat dan lain sebagainya.

Dilarang Bawa Jeruk! Ini 3 Fakta dan Misteri Pantai Kedung Tumpang Tulungagung

Pria yang hobi mengkoleksi ratusan uang kertas kuno ini menambahkan, cara menjamas pusaka Kiai Golok secara keilmuan ahli pusaka itu dari meteor. Sebab, pusaka tidak pernah kena air berneda dengan lainnya yang bisa digosok.

"Hanya dikasih asap minyak ratus Arab, lalu dibacakan sholawat itu saja sudah. Sebenernya shalawat di situ syiarnya bukan prosesi jamasan," terangnya.

Ada Wahana Paddling di Wisata Waduk Wonorejo Tulungagung, Cek Tarifnya

Masjid Al-Mimbar secara struktur menurut Gus Ali merupakan peninggalan sejarah. Penataan tidak jauh berbeda seperti di Pendopo Tulungagung. Ada masjid di sisi barat, di sebelah utara tak jauh ada kantor Desa Majan, serta di tengah ada taman.

Ada 3 lokasi yang berbeda di masjid yang memiliki menara menjulang tinggi ini. Satu tempat merupakan masjid utama, masjid tengah dan ada balai seperti di Pendopo Kongas Arum Kusumaningbongso.

Gurita Judi Online: Cuan Merusak Kehidupan

Di depan imaman masjid, makam KH Hasan Mimbar bersama sang istri tercinta dikebumikan. Ada dua makam umum dan Makam Sentono, Makam Sentono adalah makam khusus bagi keturunan KH Hasan Mimbar. 

Kunjungan peziarah cukup banyak dihari-hari tertentu. Menurut Gus Ali, sebagian besar yang berziarah adalah keturunan KH Hasan Mimbar yang sudah beranak pinak tersebar disegala penjuru. Tidak hanya di Tulungagung, melainkan di luar Jawa Timur banyak berziarah.

Halaman Selanjutnya
img_title