Ruas Jalan di Jetis Mojokerto Ini Jadi Langganan Banjir Setiap Hujan
- Lutfi/Viva Jatim
Mojokerto, VIVA Jatim- Hujan deras mengguyur wilayah Mojokerto pada Rabu, 17 Januari 2024 sore. Akibatnya, sejumlah saluran air pun meluap. Salah satunya ruas Jalan Raya PB Sudirman, Desa Kupang, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto.
Banjir di jalur alternatif yang menghubungkan Mojokerto-Gresik itu menjadi langganan banjir setiap musim hujan tiba. Padahal ruas jalan ini merupakan jalur padat lalu lintas dan juga terdapat beberapa gedung perkantoran milik pemerintah di antaranya Kantor Kecamatan, Mapolsek, Koramil, Puskesmas, dan berbagai pertokoan serta permukiman warga.
Area banjir berada di ruas jalan sekitar depan Mapolsek Jetis. Ruas jalan ini tergenang banjir setinggi sekitar 20 cm. Air genangan akan surut dalam hitungan beberapa jam usai hujan reda.
Para pengguna jalan tak punya pilihan lain jika hendak pulang dari kantor kecuali harus menerjang genangan air banjir meski resiko mogok menghantui kendaraan roda dua maupun empat yang dikendarainya.
Menurut Camat Jetis, Madya Andriyanto, air menggenangi badan jalan sepanjang kira-kira 300 meter. Saluran air mulai meluap sekitar pukul 15.00 WIB. Ketinggian air terus meningkat hingga setengah ban mobil.
“Jalan raya kalau hujan deras pasti ada luapan. Sekitar 15 sampai 30 menit sudah surut,” katanya kepada wartawan, Rabu, 17 Januari 2023.
Menurutnya, kondisi tersebut terjadi setiap hujan deras. Tingginya curah hujan membuat saluran air tak mampu menampung debit air hingga akhirnya meluber ke jalan. sebab, jalan tersebut hanya memiliki satu drainase yang fungsinya dinilai kurang maksimal.
Kendati demikian, Madya menyebut Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto dari telah berupaya melakukan penanganan dengan cara menormalisasi drainase, namun banjir lagi-lagi tak bisa dihindari.
“Memang harus ada pelebaran saluran yang ada di depan kecamatan, mulai selatan Polsek sampai ke selatan,” ungkapnya.
Kondisi serupa juga terjadi di simpang 4 Jalan Raya Jetis. Madya mengatakan, penyebabnya pun sama. Drainase tak dapat menampung derasnya air hujan.
“Kalau di situ saya pernah pantau langsung kurang lebih 1-2 jam sudah surut,” terangnya.
Tak hanya jalan, air juga meluber hingga ke permukiman penduduk. “Sementara dilaporkan 2 RT sekitar 60-70 rumah/kantor. Kampung yang tergenang tak seberapa dalam, sekitar 10-15 cm,” kata Madya.