Setahun Penuh Panen Durian di Trenggalek Hingga Jadi Oleh-oleh Favorit Wisatawan
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Trenggalek, VIVA Jatim –Buah Durian menjadi salah satu kuliner favorit andalan menuju wisata pantai selatan (Pansela) Trenggalek. Buah dengan kulit keras ini panen secara terus menerus tanpa jeda gegara musim kemaru panjang 2023 lalu.
Salah satu warga lokal yang sebagai pengebas—sebutan pekerja dan pembeli dari pohon dan dijual kembali— Doni (38) menceritakan kondisi durian saat ini. Ia mengaku awal panen mulai Lebaran 2023 hingga saat ini, bulan kedua di 2024 masih panen bergantian.
"Alhamdulillah kalau di Trenggalek ini termasuk panen raya lumayan. Selama satu tahun ini terus lancar saja, tetapi kalau musim hujan ini banyak risikonya," ujar Doni usai mengangkut hasil durian ke tengkulak, Minggu, 4 Februari 2024.
Kendati musim durian hampir bersambung terus menerus berbuah, buah yang memiliki rasa khas menyegat ini terdapat risiko saat musim hujan, khusus durian lokal.
Durian tersebut menurut Doni menjadi terbuka dibagian ujung atau bagian bawah. Sehingga rasa durian menurun tidak seperti biasa saat musim kemarau.
Sementara dari segi harga, Doni menerangkan masih dalam taraf sedang, tergantung jenis durian. Akan tetapi kalau tahun ini harga durian banyak merosot. Salah satunya gegara stok barang bersaing dengan daerah luar sehingga barang banyak.
"Entahlah mas, mungkin durian luar jawa banyak, disini juga hasilnya lumayan banyak stoknya," bebernya.
Pria asal Dusun Tugu, Desa Dukuh Kecamatan Watulimo ini mengaku puncak panen durian kemungkinan di bulan puasa. Dan akan sedikit berkurang setelah lebaran hasil panen durian.
"Kalau premium mungkin masih ada, kalau disini itu yang favorit Itu kebanyakan durian lokal. Kalau premium belum terlalu banyak," terangnya.
Meski begitu, durian lokal di Trenggalek juga tidak kalah dengan premium. Salah satunya Durian Lokal Ripto, durian yang sudah menjadi primadona bagi pecinta kuliner. Termasuk Presiden Jokowi saat berkunjung meresmikan Bendungan Tugu Trenggalek juga mencicipi Durian Ripto.
Doni mengaku, kemerosotan harga terjadi yang semula ukuran sedang sempat menyentuh harga Rp 15 ribu, saat ini hanya sehaga Rp 6 ribu. Namun, jika durian lokal berkualitas bisa lebih berkali-kali lipat dari yang biasa.
"Kalau Rp 20 ribu itu sudah bagus lumayan. Ada yang Rp 10 ribu, Rp 30 ribu tergantung duriannya," jelasnya.
Pengebas menyetorkan hasil durian ke tengkulak.
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Pantauan VIVA Jatim, para tengkulak menerima hasil panenan pengebas untuk dijual kembali kepada penikmat durian. Salah satunya penjual yang berada di pinggir Jalan Raya Nasional Bandung-Prigi Desa Slawe Kecamatan Watulimo.
Buah Durian dari berbagai jenis varietas dan kualitas biasa hingga premium tertata rapi mengelompok. Banyak pengendara yang berhenti untuk sekadar membelu untuk dimakan di tempat, pun juga sebagai oleh-oleh atau buah tangan.
Tak lama berselang, tig motor yang sudah dimodifikasi membawa durian. Jok motor penuh dengan durian, termasuk di bagian depan dimodifikasi sedemikian rupa untuk tempat menaruh belasan hasil panen di kebun.