Top! Pre-Event G20 Bali, Bupati Ipuk Bicara Smart City di Forum UNCRD

Bupati Ipuk Fiestiandani di forum internasional yang digelar UNCRD
Sumber :
  • IST/Viva Jatim

Jatim – Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani didaulat menjadi pembicara dalam forum internasional yang digelar United Nations Centre for Regional Development (UNCRD) – salah satu organisasi PBB – di Bali pada Jumat 11 November 2022. 

Dilepas Mendag, Banyuwangi Ekspor Sarden 2,7 Juta Dollar ke Australia 

Seminar diikuti perwakilan dari berbagai negara tersebut, bagian dari pre-event untuk G20 Special Event: "Building Back Stronger from Impacts of Covid-19"

Sebagai lembaga yang bergerak di bidang pengembangan pembangunan, UNCRD menggelar acara tersebut untuk meningkatkan pembangunan yang inklusif, tangguh dan berkelanjutan melalui solusi kota pintar. 

Banyuwangi Pamer Program Perikanan di Festival Nelayan Tangguh 

"Melalui sharing global city ini, kami harapkan negara-negara yang diundang bisa saling berdiskusi, sharing, dan bahkan saling bermitra untuk mengembangkan program Smart City di wilayahnya masing-masing," ungkap Direktur UNCRD, Dr Kazushige Endo. 

Dalam seminar bertajuk "In Country Training Workshop of Smart Cities for Building Inclusive, Resilient, and Sustainable Cities and Communities for Indonesia" itu, Bupati Ipuk memaparkan tentang berbagai program pengembangan daerah di Banyuwangi. Salah satunya penerapan Smart Kampung, yang mendorong peningkatan pelayanan hingga ke tingkat desa.

Banyuwangi Fasilitasi Endorsement Foto dan Video Gratis untuk UMKM

Baca juga: Tari Gandrung Makin Mendunia, 12 Pelajar Banyuwangi Tampil di London

"Kami ingin memajukan daerah dengan tetap mengutamakan kearifan lokal, namun juga didukung dengan penerapan teknologi digital," kata Ipuk. 

Kabupaten Banyuwangi yang sangat luas, lanjut Ipuk, membutuhkan penetrasi teknologi untuk mempercepat layanan.

"Kami menggunakan konsep Smart Kampung sebagai salah satu solusi untuk menjawab tantangan pembangunan di Banyuwangi yang wilayahnya terluas di Jawa Timur, bahkan Jawa," lanjutnya. 

Salah satu bentuk implementasi Smart Kampung tersebut adalah pengembangan platform yang dapat memberikan layanan dengan mudah. Khususnya bagi masyarakat pedesaan yang infrastruktur digitalnya masih terbatas.

"Kami kembangkan platform Smart Kampung berbasis website maupun aplikasi smartphone untuk memberikan pilihan dan kemudahan akses kepada semua masyarakat," terangnya. 

Berkat adanya platform Smart Kampung ini, masyarakat mendapat manfaatnya, seperti dalam pengurusan dokumen yang membantu masyarakat kurang mampu dalam mendapatkan berkas untuk berbagai kebutuhannya termasuk berobat ke rumah sakit.

Baca juga: Banjir di Banyuwangi, 2 Jembatan dan 61 Rumah Rusak, Ipuk Gerak Cepat!

"Ke depan, kami terus mengembangkan Smart Kampung di Banyuwangi untuk diterapkan di berbagai bidang. Kita akan integrasikan sistem kesehatan, pendidikan, termasuk pemeliharaan infrastruktur yang ujungnya dapat mempermudah kerja pelayanan kepada masyarakat," paparnya. 

Mengelola Tingkat Kemiskinan

Dengan dorongan teknologi dan berbagai inovasi program, lanjut Ipuk, tingkat kemiskinan di Banyuwangi bisa terkelola dengan cukup baik. 

Di masa pandemi, masih kata Ipuk, semua daerah se-Indonesia tingkat kemiskinannya naik cukup signifikan. Sementara di Banyuwangi, tingkat kenaikan kemiskinan Banyuwangi selama pandemi 2020-2021 sebesar 0,01 persen, termasuk tingkat kenaikan terendah di Jatim.

Pada 2021, kemiskinan Banyuwangi sebesar 8,07 persen, di bawah rata-rata Jawa Timur dan Indonesia. Sebelumnya tingkat kemiskinan Banyuwangi berada di level dua digit.

"Adapun pendapatan per kapita masyarakat Banyuwangi meningkat dari hanya Rp 20,86 juta di 2010 menjadi Rp 50,13 per tahun di 2020," tandasnya.