Derai Hujan Tak Surutkan Ratusan Warga Trenggalek Nyekar Bareng Jelang Ramadan
- Madchan Jazuli/ Viva Jatim
Trenggalek, VIVA Jatim – Derai hujan gerimis yang membasahi Desa Karanganom Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek tak menyurutkan ratusan warga ikut 'Nyekar Bareng'.
Salah satu warga Karanganom, Pipit (37) menjelaskan bisa ikut kegiatan ini merasa lebih khusuk ketika bersama-sama dipimpin oleh imam. Meskipun hujan, tidak mendukung, namun ia tetap hadir untuk mendoakan keluarga yang sudah meninggal.
"Alhamdulillah saya sebagai warga Karanganom bisa mengikuti acara nyeker bersama ini. Walaupun hujan turun tidak mematahkan semangat kami untuk berziarah ke makam keluarga kami," terang Pipit usai berziarah, Minggu, 10 Maret 2024.
Perempuan asli Dusun Nglengkong Karanganom ini menambahkan kegiatan ini digelar bersama-sama menjadi lebih meningkatkan keimanan. Termasuk kita selalu mengingat akan kematian sehingga bisa selalu mengingat Allah SWT.
"Senang rasanya, sebab kita bisa berdoa bersama-sama lebih guyub rukun dan terlihat kompak. Semoga lebih lstiqamah," tutupnya.
Berbeda dengan Rudi Eko Siswoyo (52) yang merupakan warga Desa Malasan merupakan tetangga desa. Dirinya menilai adanya 'Nyekar Bareng' sebagai bentuk membangun kesadaran untuk menziarahi keluarga yang sudah meninggal.
Ia menaruh harapan supaya acara ini diadakan setiap tahun mungkin lebih bagus. Pasalnya dengan diadakan rutin, untuk pelaksanaan kedepan lebih bagus membuat banyak masyarakat yang ikut.
"Sehingga masyarakat bisa lebih banyak lagi yang ikut berpartisipasi. Semoga nanti istilahnya untuk acaranya juga semakin lancar lagi," beber Rudi.
Sementara Ketua NU Desa Karanganom, Mochamad Kamali menjelaskan bahwa berziarah dicontohkan oleh Hadlratussyaikh KH Hasyim Asy'ari hingga Rasulullah SAW sebagai kesunahan. Terlebih ketika di dalamnya diisi dengan membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an.
"Rasulullah memberikan ajaran kesunahan ziarah kubur, mengamalkan untuk mendoakan orang-orang yang sudah mendahului kita," jelas Mochamad Kamali.
Kamali tak menyangka melihat antusiasme masyarakat yang hadir dan mendukung acara ini cukup banyak. Mengingat baru pertama kali dan cuaca hujan gerimis.
"Kalau 300 yang hadir ke tempat pemakaman umum lebih. Harapannya mudah-mudahan kegiatan ini dapat diteruskan oleh para penerus kita untuk meneruskan Sunnah Rasulullah dan ulama ulama kita," tambahannya.
Disinggung latar belakang 'Nyekar Bareng', dirinya menuturkan bahwa fenomena di masyarakat awam saat ke kuburan hanya menabur bunga. Tidak membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an atau lainnya untuk mendoakan para leluhur.
"Ini sangat membantu mendapat pelajaran atau pendidikan. Termasuk kepada anak-anak sebagai tarbiyah secara langsung," tutupnya.
Perlu diketahui, acara dimulai pukul 06.00 WIB dengan khataman Al-Qur'an. Lalu saat semua warga sudah hadir dan menghadap makam keluarga masing-masing acara dimulai. Pembacaan Surah Yasin hingga Tahlil menjadi rangkaian utama dengan ditutup doa oleh 4 tokoh se-Desa Karanganom.