Arak-arakan Ketupat Durenan Trenggalek Ditiadakan, Tradisi Silaturahmi Tetep Berjalan
- Madchan Jazuli
Trenggalek, VIVA Jatim-Tradisi Kupatan alias Hari Raya Ketupat H+7 di Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek sudah berlangsung ratusan tahun. Belasan tahun terakhir disemarakkan arak-arakan ketupat, namun tahun ini ditiadakan imbas efisiensi anggaran.
Kepala Desa Durenan, Imam Syafi'i mengatakan ditiadakannya arak-arakan ketupat tahun ini karena adanya anjuran efisiensi dari pemerintah. Di samping itu juga melihat realitas kehidupan warga sedang kesulitan ekonomi.
"Akhirnya panitia menyimpulan untuk 2025 kegiatan arak-arakan ketupat, sementara ditiadakan," ujar Imam Syafi'i saat ditemui di kediamannga, Minggu, 6 April 2025.
Namun, kata Syafi'i, tradisi silaturahmi ke tokoh agama di pondok pesantren dan juga keluarga tetap berjalan. Pasalnya, itu sebenarnya yang menjadi tradisi silaturahmi menjadi kegiatan dari kupatan.
"Sebenarnya kan silaturahmi warga ke ndalem (rumah) kiai, gus-gus pondok pesantren sebenarnya itu yang menjadi kegiatan sakralnya. Untuk kegiatan lainnya hanya untuk kegiatan lebih semarak," katanya.
Perihal arak-arakan ketupat ini, Syafi'i mengaku sudah berlangsung sekitar 2009 silam. Hanya sempat terhenti karena Covid 19, setelah itu diadakan kembali sampai 2024.
"Nah 2025 karena kondisin ekonomi kita seperti ini. Sehingga panitia menyimpulkan ditiadakan," tuturnya.