Hadapi Cuaca Ekstrem, Pj Gubernur Adhy Pastikan Pemprov dalam Kesiapsiagaan Penuh
- Nur Faishal/Dok. Humas Pemprov Jatim
"Kita juga adakan pelatihan evakuasi, pemahaman akan peringatan dini, dan pengetahuan tentang tanggap darurat bencana, termasuk kepada kelompok usia dini melalui program SPAB di sekolah-sekolah," ungkapnya.
Lalu juga dengan penataan ruang dan pengendalian pembangunan, rehabilitasi hutan, dan pemanfaatan teknologi inovatif seperti drone, sistem informasi geografis (SIG), dan kecerdasan buatan (AI) untuk pemantauan dan analisis data secara cepat.
"Kita juga mendorong kegiatan penanaman hutan secara rutin dan masif melalui Dinas Kehutanan dan masyarakat / relawan binaan yang tinggal di sekitar wilayah Hutan," tukasnya.
Di sisi lain, Pj Gubernur Adhy mengatakan, implementasi berbagai langkah tersebut memerlukan kolaborasi aktif dengan segenap unsur pentahelix, yang meliputi, pemerintah, masyarakat, sektor swasta atau dunia usaha, akademisi dan kelompok media.
Ia juga menyebut perlunya pemantauan dan evaluasi secara simultan yang akan menjadi kunci keberhasilan dalam memperkuat ketahanan terhadap bencana hidrometeorologi di Jawa Timur.
"Karena bencana itu urusan bersama. Jadi, tidak bisa kalau hanya pemerintah saja yang bergerak. Semua unsur harus bersama-sama turun, melakukan analisis, pemetaan, dan eksekusi," tuturnya.
Selain itu, Adhy Karyono menjelaskan bahwa melalui Dinas Sosial Pemprov Jatim juga melakukan mitigasi dan pemetaan daerah-daerah rawan bencana dengan membentuk 71 Kampung Siaga Bencana (KSB) di Jawa Timur. Dinsos Jatim juga mempersiapkan penyediaan kebutuhan dasar bagi penyintas, dan bahan baku olahan untuk kegiatan Dapur Umum (DU).