Kemenkumham Jatim Lepas 44 Taruna Poltekip Lakukan Penelitian di 18 UPT Pemasyarakatan

Pengarahan pada Taruna Poltekip oleh Kemenkumham Jatim
Sumber :
  • Nur Faisal/ Viva Jatim

Surabaya, VIVA Jatim- Sebanyak 44 Taruna Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (Poltekip) Angkatan ke-55 dilepas Kemenkumham Jatim untuk melakukan program Tri Dharma Perguruan Tinggi pada Senin, 25 Maret 2024 di Aula Raden Wijaya.

Pemuda Mojokerto Raup Cuan Jutaan Rupiah dari Bisnis Ternak Tikus

Diketahui, mereka akan melengkapi data penelitian sebagai bahan penyusunan skripsi atau tugas akhir pada 18 UPT Pemasyarakatan di Jatim hingga 9 April mendatang.

Dalam arahannya, Kakanwil Kemenkumham Jatim, Heni Yuwono mengatakan bahwa para taruna akan mendapati hal-hal yang kotradiktif antara teori di buku dan teknis di lapangan. Hal ini lumrah terjadi karena dalam teknis pelaksanaannya memang ada penyesuaian.

Capai Peningkatan Kinerja di Berbagai Bidang, Imigrasi Malang Raih Predikat WBBM

"Bahkan di setiap UPT nantinya akan berbeda temuan dalam pelaksanaan maupun permasalahannya," ujar Heni yang juga dosen di Poltekip.

Justru, lanjut Heni, hal ini menjadi tantangan bagi taruna yang dalam penelitiannya ditemukan hal yang berbeda. Fenomena ini harus bisa direkam dan dijadikan bahan evaluasi dalam penelitian yang dilakukan oleh taruna.

Kemenkumham Jatim Raih Penghargaan dari Menteri Hukum

"Jangan asal-asalan, kami berharap kalian menjadi kader yang memberikan kontribusi dalam pelaksanaan pemasyarakatan yang lebih ideal," harapnya.

Heni mengingatkan agar taruna memperhatikan kembali dasar-dasar atau landasan hukum yang digunakan. Mengingat acuan pelaksanaan pemasyarakatan sudah berubah. 

"Kebaruan teori dan dasar hukum sangatlah penting, pahami dengan sungguh-sungguh aturan terbaru yaitu UU 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan," terangnya.

Untuk itu, Heni berharap hasil penelitian yang dilakukan di Jatim, harus bisa jadi masterpiece atau legacy. Jangan sampai hanya mencontoh atau plagiat saja.

"Manfaatkan momen penelitian ini untuk mengukur sejauh mana kemampuan akademis dan pola berpikir yang dimiliki Taruna," tegasnya.

Terakhir, terkait tata krama di lapangan juga harus dijaga. Sikap yang baik tidak hanya di dalam lokasi penelitian saja, tetapi juga dalam sosialisasi dengan masyarakat sekitar.

"Jaga nama baik Kemenkumham, karena kalian semua adalah agen utama kami di lapangan," pesannya.

Sementara itu, Asep banyak menjelaskan teknis pelaksanaan penelitian di satker jajaran nantinya. Pria yang punya pengalaman sepuluh tahun menjadi pembina taruna itu mengatakan bahwa terdapat perbedaan budaya antara pemasyarakatan terdahulu dengan terkini.

"Zaman dulu, pegawai yang diberikan amanah untuk menjadi pembina kegiatan pertanian misalnya, mereka sangat mendalami perannya sebagai pembina tani. Tapi kalau sekarang beda, metode belajar dan keahlian justru dimiliki langsung oleh warga binaan melalui pembina yang tersertifikasi," terangnya.

Asep juga mengingatkan agar para Taruna tidak mengambil jarak dengan obyek penelitian. 

"Pelajari sebanyak-banyaknya, berikan masukan dan dampak sebesar-besarnya," tegasnya.

Sedangkan Rochim mengatakan bahwa untuk memastikan pelaksanaan penelitian berkualitas, pihaknya telah menunjuk pendamping atau pembimbing untuk setiap taruna. 

"Sehingga nantinya taruna akan lebih mudah dalam melakukan penelitian di lapangan," ujar Rochim.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme taruna dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama melaksanakan Pendidikan di Politeknik Ilmu Pemasyarakatan.