Tembus Pasar AS hingga Jepang, Batik Aromaterapi asal Madura Raup Banyak Hasil
- Viva
Jakarta, VIVA Jatim – Kinerja nilai ekspor batik Indonesia mencapai US$17,45 juta pada tahun 2023. Hal ini berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS). Batik asal Indonesia paling banyak diekspor ke Amerika Serikat dengan porsi 74,75 persen, Jerman 3,61 persen, Singapura 3,23 persen, Malaysia 2,82 persen, dan Kanada 1,92 persen.
Yntuk mewujudkan ekosistem ekspor yang berkelanjutan, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank, terus memperkuat komitmennya sehingga dapat memberikan kontribusi signifikan bagi ekspor nasional. Salah satu wujud nyata adalah dengan melakukan pendampingan kepada perajin batik aromaterapi yang menjadi ciri khas Madura.
"LPEI terus berkomitmen mewujudkan ekosistem ekspor yang berkelanjutan hingga menciptakan kesejahteraan bagi para perajin batik,” kata Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI, Ilham Mustafa dalam keterangannya Sabtu, 20 April 2024.
Untuk mendorong ekosistem ekspor berkelanjutan yang dapat memberikan kontribusi signifikan bagi ekspor nasional, LPEI berkolaborasi dengan Kemenkeu Satu (Bea Cukai dan Direktorat Jenderal Pajak), dan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur untuk melakukan pendampingan kepada 139 perajin perempuan binaan Al-Warits dari 11 desa di Kabupaten Bangkalan, Pamekasan dan Sumenep.
Berbagai pelatihan dan pendampingan LPEI untuk desain batik gentong Madura dan peningkatan kapasitas produksi dalam satu tahun terakhir mulai membuahkan hasil.
LPEI pun, berhasil meningkatkan kapasitas produksi perajin batik meningkat dari 400 kain per hari menjadi 4.000 kain per hari dan pendapatan perajin dari Rp 300.000 menjadi Rp 1.250.000 per bulan.
Dia menjelaskan, program Desa Devisa dirancang untuk memberikan pendampingan yang komprehensif dan berkelanjutan dengan tujuan membuka potensi ekspor komoditas unggulan daerah. Pendampingan Desa Devisa Batik Aromaterapi ini berhasil mendorong ekspor produk batik aromaterapi ke negara Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Korea, dan Jepang.