Kader di Mojokerto Meninggal Tragis, IPNU Minta Polisi Usut Tuntas

Seorang keluarga menunjukkan foto Ahmad Hasan Muntolip semasa hidup
Sumber :
  • Istimewa

Jatim – Salah seorang kader Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) di Mojokerto bernama Ahmad Hasan Muntolip ditemukan meninggal di semak-semak dekat rest area Sendi, Desa/Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Rabu (23/11/2022). Terkait kejadian ini diharapkan pihak kepolisian dapat mengusut dengan tuntas.

Giliran PDIP dan PKB Disambangi Ketua Gerindra, Bentuk Koalisi Besar di Pilkada Gresik 2024

"Kita mendesak aparat kepolisian segera mengusut tuntas dan memberikan kepastian hukum terhadap para pelaku pembunuhan saudara kita Hasan," kata Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU Mojosari, Ardian Puguh Suseno, Rabu (23/11/2022).

Sejumlah media mewartakan bahwa telah ditemukan mayat bersimbah darah di tepi jurang kawasan Sendi, Pacet, Mojokerto, Rabu. Diduga kuat sebagai korban pembunuhan.    

Momen Forkopimda Jatim Potong Tumpeng Bareng Ribuan Buruh di Momen May Day

Informasi yang dihimpun media ini, seorang pencari rumput dikejutkan dengan temuan sesosok mayat bersimbah darah. Mayat terbungkus karpet itu, tergeletak di tepi jurang di Jalur Sendi yang menghubungkan Mojokerto dengan Kota Batu.

Belakangan diketahui, identitas mayat tersebut adalah Ahmad Hasan Muntolip (26) warga Desa Belahan Tengah, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Hasan diduga merupakan korban pembunuhan. Disinyalir, ia dihabisi di toko gorden Bintang Jaya yang terletak di Jalan Airlangga 14, Mojosari, tempat korban bekerja.

Kalah Lawan Uzbekistan, STY Sebut Timnas Indonesia U-23 Nervous

Salah satu kerabat korban, Dwi Ajiono menyatakan, terdapat 7 luka tusuk di tubuh Hasan. Luka tersebut ditemukan pada bagian dada serta perut. Selain itu juga terdapat luka sayatan pada bagian wajah pekerja toko itu.

Belum diketahui motif pembunuhan tersebut, hanya saja sejumlah benda berharga korban seperti dompet, ponsel serta motor milik korban raib.

Ardian Puguh Suseno membenarkan kalau Hasan dikenal sebagai aktivis IPNU. Karena itu, dirinya sangat berharap pihak kepolisian dapat secepatnya mengungkap kejadian tersebut. 

Sedangkan Pembina PAC IPNU Kecamatan Mojosari, M Diki Candra mengatakan, bahwa almarhum tercatat telah lulus dalam jenjang pengkaderan Masa Kesetiaan Anggota atau Makesta. Dan sejak itu almarhum dikenal sebagai pegiat organisasi. Hal tersebut dibuktikan telah dikukuhkan sebagai anggota bidang kaderisasi IPNU setempat untuk masa khidmat 2019-2021. 

“Kejadian yang begitu cepat terjadi membuat keluarga besar IPNU sangat kehilangan,” katanya.  

Dirinya mengemukakan bahwa sosok almarhum sebagai pejuang. Karenanya menyampaikan duka mendalam mengingat almarhum dikenal sebagai orang baik.  

“Ikatan yang telah terbentuk dengan baik tidak akan terpisahkan walaupun sampai akhir dunia nanti,” katanya. 

Sedangkan Ketua PAC Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Mojosari, Mita Mai Yutanti menambahkan merasa kehilangan sosok almarhum. Karena selalu menyempatkan waktu dalam berorganisasi, Hasan juga dikenal sebagai pribadi yang murah senyum, ringan tangan dalam berorganisasi, tidak pernah mengeluh, serta pendiam. Dengan demikian, kepergiannya menyisakan duka mendalam bagi banyak kalangan. 

“Saya bersaksi, bahwa dia adalah orang yang baik, sabar dan qanaah. Dalam bekerja pun dia orang yang sangat jujur,” ujarnya. 

Penjelasan hampir sama disampaikan rekan sejawat. Dwi Ninik Sukowati mengatakan bahwa Hasan merupakan kader aktif. Bahkan, kehadirannya mampu menjadi penyemangat kader lain dalam berkhidmat. 

“Setiap ada pertemuan dan kegiatan, Hasan selalu mengusahakan untuk hadir dan berpartisipasi,” ungkapnya. 

Menurutnya, apa yang menimpa Hasan tentu tidak diharapkan. Apalagi dalam keseharian, almarhum dikenal sosok pendiam, tentu kondisi ini demikian memukul keluarga korban. 

“Semoga dapat dijadikan pembelajaran bagi kita semua,” harap dia.