Tugas Penting Kandidat Menlu Kabinet Prabowo-Gibran, Jangan Keliru Tunjuk
- Istimewa
Jakarta, VIVA Jatim – Isu soal penyusunan nama-nama yang akan mengisi Kabinet Prabowo-Gibran terus menyeruap. Diharapkan Prabowo Subianto selaku Presiden RI terpilih tidak salah tunjuk, mengingat tugas menteri begitu sangat penting. Termasuk untuk posisi Menteri Luar Negeri (Menlu) yang memiliki tugas penting di pergaulan internasional.
Terkait posisi Menlu, Deputi Hubungan Luar Negeri Repnas Hendy Setiono dan mantan Dubes Yuddy Chrisnandi memberikan masukan buat Prabowo. Menurut Yuddy, situasi geopolitik dunia saat ini sarat dengan ketegangan dan ketidakpastian. Kata dia, ini menjadi momen emas bagi Indonesia untuk mengambil peran di pentas dunia.
“Dengan tren seperti itu, Menteri Luar Negeri Kabinet Prabowo-Gibran perlu aktif dalam skenario pemulihan keamanan dan ketertiban dunia sebagai landasan kerja sama dan kesejahteraan bersama,” kata Yuddy dalam sebuah acara bincang-bincang di Jakarta pada Senin kemarin, dikutip VIVA Jatim pada Selasa, 14 Mei 20024.
Karena itu, lanjut anggota Dewan Pakar Partai Golkar itu, kandidat Menlu yang ditunjuk oleh Prabowo-Gibran nantinya harus bisa menerjemahkan program-program kerja yang telah dirumuskan, bukan program kerja masing-masing.
Berdasarkan pengalamannya sebagai Dubes RI untuk Ukraina pada 2017-2021, Yuddy melihat ketidakpastian global dan potensi konflik masih menjadi ancaman untuk lima tahun ke depan. Untuk itu, menurut Yuddy, perlu dipikirkan memilih kandidat Menlu yang memahami persoalan-persoalan global dengan beragam solusinya. Jangan keliru menunjuk nama.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Goldman Sachs dan PricewaterhouseCoopers. Papar Yuddy, Indonesia diprediksi bakal menempati peringkat keempat terkaya di dunia pada tahun 2050 mendatang. Potensi itu sangat mungkin nyata mengingat potensi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang bakal menembus 6,3 triliun dolar AS.
Angka tersebut menyusul China (41,9 triliun dolar AS), Amerika Serikat (37,21 triliun dolar AS), dan India (22,2 triliun dolar AS). “Indonesia diprediksi akan mampu mengungguli Jerman, Jepang, dan sejumlah negara lainnya,” tandas Yuddy.
Terpisah, Deputi Hubungan Luar Negeri Repnas Hendy Setiono berpendapat bahwa kandidat Menlu harus dapat memahami, mengetahui, dan menyetujui program kerja yang bakal dirancang oleh pasangan Prabowo-Gibran. Bukan program kerja masing-masing secara sektoral.
Pendiri brand Kebab Turki Baba Rafi itu berharap, posisi Menlu harusnya sesuai dengan visi-misi Prabowo-Gibran untuk meneruskan dan menajamkan lagi soal diplomasi ekonomi yang selama ini telah bangun oleh pemerintah sebelumnya.
Menurut Hendy, lima tahun ke depan Menlu terpilih harus tetap fokus menetapkan kerangka yang lebih kuat lagi dalam hal diplomasi ekonomi, misalnya memperkuat diplomasi ekonomi bidang ketahanan pangan, energi, industri strategis, dan juga sumber-sumber potensial lainnya.
“Dengan meningkatnya kerja sama perdagangan internasional, Menteri Luar Negeri harus berupaya membuka dan memperluas akses pasar untuk meningkatkan kepentingan ekonomi nasional, “ kata pria yang kini juga aktif bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu.
Sebagai pertimbangan, Hendy menyarankan agar Menlu yang ditunjuk nanti ialah sosok diplomat, yang mengerti dan memahami mengenai diplomasi ekonomi serta menjadi rekonsialitor terhadap konflik global.
Kata dia, keinginan semacam itu sebenarnya sudah beberapa kali disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan pidatonya. “Saya berharap pemerintahan ke depan bisa memberikan kepercayaan kepada diplomat muda yang berjiwa entrepreneurship,” ujar Hendy.