Tak Hanya Ibu, Bupati Dhito Sebut Peran Ayah Sangat Penting untuk Tekan Angka Stunting
- Prokopim Kediri
Kediri, VIVA Jatim –Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana memaparkan bekal wawasan kepada kader posyandu. Disampaikan, peranan orang tua selain ibu, ayah juga memiliki tugas penting bagi tumbuh kembang anak untuk menekan stunting.
Hal ini dibeberkan saat giat Jambore Kader Posyandu dengan mengusung tema Mewujudkan Transformasi Layanan Kesehatan Menuju Kabupaten Kediri Sehat di Convention Hall Simpang Lima Gumul.
Ia menilai seorang suami yang kurang menyadari betapa pentingnya memberikan perhatian terhadap anak. Padahal, masa tumbuh kembang anak tetap membutuhkan peranan ayah setiap harinya.
“Suami selalu menganggap urusan anak itu adalah urusan ibu,” ujar Hanindhito Himawan Pramana diterima VIVA Jatim, Rabu, 4 September 2024.
Mas Dhito, sapaan akrab bupati muda ini, mengaku apabila perkembangan anak ini sangat berhubungan dengan perkembangan kasus stunting. Ia menyebutkan di Bumi Panjalu sendiri, kasus stunting sekarang masih berada di angka 7,6 persen.
Sementara, persentase tersebut terus digeluti untuk menuju target zero digit stunting. Menurut Mas Dhito, untuk menuju target yang diinginkan, sangat membutuhkan sinergi dari berbagai elemen, termasuk peranan kedua orang tua.
"Jangan sampai angka stunting ini kita tekan tapi angka pertumbuhan kasus stunting barunya bertambah," tutupnya.
Senada, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Ahmad Khotib mengatakan event ini diperuntukkan sebagai pembekalan kader posyandu dalam peningkatan layanan kesehatan. Menurutnya, kader posyandu harus mempunyai kompetensi dan ketrampilan.
“Pembekalan kompetensi, kembali memupuk semangat persaudaraan para kader posyandu,” ujar Ahmad Khotib.
Selain itu Khotib mengulas, kader Posyandu yang berjumlah 8.715 kader tersebut kini juga telah melaksanakan Integrasi Layanan Primer (ILP) upaya untuk menciptakan kader yang berdaya dan berkualitas.
"Dengan adanya ILP, para kader harus menguasai 25 kompetensi," terangnya.
Khotib menambahkan dalam 25 kompetensi ini para kader diharuskan mampu melaksanakan pendekatan layanan kesehatan. Yakni terhadap semua siklus kehidupan dan melakukan kunjungan rumah. Mulai dari ibu hamil, berlanjut bayi, balita, remaja, sampai lansia.