Unusa Adakan Pelatihan Buat 55 Guru di Ponpes Tahfizh Mojokerto

Para guru di Ponpes Tahfizhul Qur'an Sooko Mojokerto ikuti pelatihan
Sumber :
  • Viva Jatim/Humas

Jatim – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unusa melakukan pengabdian masyarakat di Yayasan pondok pesantren Tahfizhul Quran, Sooko, Mojokerto, Kamis, 15 Desember 2022. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Unusa dan Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi melalui Program Insentif Pemberdayaan Masyarakat Terintegrasi dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) berbasis kinerja Indikator Kinerja Utama (IKU).

LKPJ 2023, Pj Gubernur Jatim Minta Bangun Sinergitas Demi Tingkatkan Capaian IKU

Kegiatan ini diperuntukkan untuk para guru di pondok pesantren. Yang mana mereka diberikan pelatihan pembuatan media ajar berorientasi aswaja untuk menunjang kemampuan literasi santri. Guru yang hadir sebanyak 55 peserta, baik putra maupun putri. Sementara pematerinya adalah Muhammad Syaikhan selaku Ketua Tim Pengmas FKIP Unusa.  

Ia menjelaskan, bahwa ada tiga manfaat dari media pembelajaran. Pertama, Media pembelajaran adalah salah satu komponen pendidikan yang memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Kedua, media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu yang dapat memudahkan bagi seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Ketiga, dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus memiliki jiwa kreatif dan inovatif dalam membuat media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, serta visi dan misi sebuah lembaga pendidikan. 

Momen Banser di Trenggalek Periksa Kesehatan Puluhan Emak-emak

"Akan tetapi masih banyak lembaga pendidikan di Indonesia dimana para pendidiknya kurang memiliki jiwa kreatif dan inovatif dalam pembuatan media pembelajaran, terutama di lembaga pendidikan yang berada dinaungan pondok pesantren atau lembaga pendidikan yang berafiliasi Islam," ungkapnya.

Syaikhon menjelaskan banyak guru pondok pesantren yang belum banyak menggunakan media pembelajaran dalam mengajar. Dengan pengabdian masyarakat ini, Unusa ingin guru pesantren juga menerapkan media pembelajaran yang berdasarkan Aswaja. 

Soal Perbedaan Awal Ramadan 1445 H, MUI: Mari Saling Menghormati

"Karena memang berafiliasi pada pondok pesantren Nahdlatul Ulama (NU) maka pendekatan Aswaja juga harus diterapkan," ujarnya.

Lembaga yang berasaskan aswaja ini mengajarkan nilai-nilai Islam yang tasamuh (toleran), tawassuth (moderat), tawazun (harmoni) dan taaddul (adil). Yayasan pondok pesantren ini memiliki beberapa lembaga pendidikan mulai dari pendidikan anak usia dini sampai pada Madrasah Aliyah (MA) atau setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Halaman Selanjutnya
img_title