Kembali Geruduk PT Barata Indonesia, AVB Dijanjikan Bertemu Dirut Minggu Ini
- VIVA Jatim/Tofan Bram Kumara
Gresik, VIVA Jatim – Aliansi Vendor Barata (AVB) kembali menggelar demo menuntut pembayaran kerjasama proyek dengan PT Barata Indonesia di Gresik, Rabu, 13 November 2024, dengan tuntutan untuk segera mencairkan pembayaran.
Setelah bernegosiasi, akhirnya perwakilan AVB dipersilakan masuk untuk bertemu dengan pihak PT Barata Indonesia Gresik yang diwakili Legal Wahyu, Sekretaris Direksi Sari dan Bagian Pengadaan Abror.
"Mereka berjanji mempertemukan kami dengan dengan Dirut PT Barata Indonesia Gresik Hertyoso Nursasongko dalam minggu ini," kata Ketua AVB Muhammad Nur usai mediasi.
Nur berharap pertemuan dengan Direktur PT Barata Indonesia Gresik nantinya akan membuahkan hasil yang signifikan.
"Ya dari ketemuan nanti akan difinalkan pembayarannya," ungkapnya.
Nur juga menjelaskan aksi demo ini kembali digelar karena pada mediasi sebelumnya buntu dan tidak menemukan titik temu. Ia berharap PT Barata segera menyelesaikan tunggakan para vendor agar bisa beroperasi normal.
“Tunggakan pembayaran ini sudah berlangsung lima tahun sejak pekerjaan selesai 2018 lalu. Total ada 272 vendor dengan nilai kontrak plus bunga bank sebesar Rp 2,4 triliun,” ujarnya.
Demi menuntaskan persoalan ini, lanjut Nur, AVB meminta keterlibatan pemerintah pusat, termasuk BUMN untuk mencarikan solusi atas tunggakan kewajiban yang belum dibayar oleh PT Barata. Tak hanya demo, mereka juga mendirikan tenda di depan pintu PT. Barata.
“Kami telah menempuh berbagai cara untuk menyelesaikan masalah ini, termasuk mengadakan mediasi pada tahun 2021, namun PT Barata Indonesia belum menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan pembayaran piutang ini,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, ratusan orang dari Aliansi Vendor Barata (AVB) perwakilan 272 vendor mitra kerja PT Barata Indonesia menggelar aksi demontrasi di depan kantor PT Barata Indonesia, Gresik, Selasa, 12 November 2024. Mereka menuntut pembayaran kontrak pekerjaan yang sudah selesai dikerjakan tapi belum terbayar dengan total sebesar Rp2,4 triliun sejak tahun 2018.
Berdasarkan penuturan para vendor, tagihan per vendor nilainya bisa mencapai miliaran, namun mereka hanya dapat pembayaran bertahap (cicilan) dari PT Barata mulai Rp2 juta hingga Rp7 juta.