Soal Program Makan Bergizi: Mas Dhito Rancang RPH Portabel, Deny Latih Kader Juru Sembelih

Debat Publik terakhir Pilkada Kabupaten Kediri
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

"Saya punya teman, dia itu adalah anak pondok pesantren. Awalnya dilatih sekarang dia punya RTH sendiri. Itu adalah salah satu contoh vagaimana mengawali usaha dari kecil sampai sekarang menjadi besar," akuinya.

Pilkada 2024, BSSN Ingatkan Bahaya Serangan Ransomware

Sementara calon wakil bupati, Hj Mudawamah menambahkan RPH dan RPU ini adalah memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Karena masyarakat Kabupaten Kediri khususnya dan Indonesia pada secara umum adalah mayoritas muslim.

Oleh karenanya, sertifikasi halal atau untuk menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Sebab apapun yang masuk pada seseorang kalau masuk masih diragukan kehalalan akan berefek kepada gerak tingkah laku seseorang.

Menjelang Pilkada 2024, Kapolri Ingatkan Waspada Potensi Polarisasi

"Sebab itu, tentu kita akan bekerjasama dengan pemerintah provinsi dan juga pemerintah yang ada. Jika Allah takdirkan kami memimpin untuk Kabupaten Kediri mudah-mudahan apa yang menjadi harapan mendapat rahmat ridho Allah," tandasnya.

Sedangkan, Mas Dhito merespon hal tersebut membeberkan fakta RPH di Bumi Panjalu masih ada dua. Pertama ada di Tawang, kedua ada di Pare, keduanya dirasa masih kurang.

Jaga Kemurnian Hasil Pilkada 2024, DPRD Jatim: ASN Tak Netral Harus Ditindak

Maka, paslon nomor urut 02 ini yang dilakukan adalah pelatihan kepada juru penyembelih halal (Juleha). Lalu, berikutnya karena yang ditanyakan ada aman sehat utuh dan halal atau ASUH, itu belum seutuhnya ada di RPH.

"Maka yang perlu kita lakukan adalah membangun RPH portable. Karena kalau kita membangun secara fisik itu biayanya bisa 2 sampai 3 miliar. Kalau portable itu 300-400 juta dan itu digagas oleh dari KPPU peternak," tandasnya.