PB IDI Beri Catatan Penting soal Kualitas dan Kuantitas Menu Makan Bergizi Gratis

Menu MBG di Al Azhaar Tulungagung.
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

“Pertama saat bahan pangan itu dipilih, jangan sampai bahan makanan yang akan diolah sudah busuk, misalkan. Bukan cuma daging, tapi bawang merah, jahe,” tuturnya.

Berikut Data Penerima Program MBG di Pesantren Al-Azhaar Tulungagung

Lalu poin kedua adalah bahan makanan mentah yang distok. Dokter Tan mengingatkan agar bahan makanan yang distok harus benar penyimpanannya.

“Ketiga kita harus meracik, bagaimana kita dalam meracik tidak memuat bahan pangan berisiko. Kenapa gak pakai bahan alam yang ada di Indonesia, kencur, jahe, lengkuas dan lain-lain,” paparnya. 

6.003 Porsi Kotak Nasi Disebar untuk Program Makan Bergizi Gratis di Sidoarjo

Berikutnya, perhatikan juga cara penggunaan atau memasaknya. Dokter Tan menyarankan, bahan makanan sebaiknya dimasak dengan cara dipepes, dibakar, dibuat sup atau yang lainnya, dan bukan digoreng.

“Terakhir atau poin kelima, bagaimana bahan makanan yang sudah jadi ini berapa lama nyampe ke tempat anak atau orang yang menerima dan langsung dimakan. Kita mengetahui bahwa di suhu ruangan selama 2 jam ke atas maka risiko makanan terkontaminasi dan tumbuhnya bakteri dan jamur itu sudah terjadi. Sebab, antara suhu 5-60 derajat Celcius itu adalah suhu kritis,” bebernya.

Tahap Awal, 3 Juta Jiwa bakal Terima Manfaat Program Makan Bergizi Gratis

“Jadi, semua penyedia makanan, baik itu di pabrik atau instansi besar itu semua tau bahkan di airlines atau sentra-sentra yang menyediakan ke publik tau semua bahwa di antara 5-60 derajat Celcius itu adalah suhu kritis ketika kuman, bakteri, jamur bisa tumbuh. Di atas 2 jam setelah makanan ini selesai dibuat,” pungkas dr Tan.

Artikel ini telah tayang di VIVA.co.id dengan judul Ada Lauk Ayam Teriyaki di Menu Makan Bergizi Gratis, PB IDI: Oh My God!