StatsMe Rilis Survei Beban Ganda Perempuan Pekerja Jawa Timur, Ini Hasilnya
- Rahmat Fajar
Menurutnya tanpa kerja sama dan dukungan yang baik dari suami, beban tersebut menjadi pemicu perselisihan, konflik bahkan kekerasan dalam rumah tangga. Akibat beban ganda tersebut, perempuan yang secara fisik memang lebih lemah ketimbang laki-laki seringkali merasa kelelahan.
Belum lagi fakta biologis yang membuat perempuan mengalami ketidakstabilan hormon satu bulan sekali saat menstruasi. Maka, selain fisik, perempuan juga rentan mengalami kelelahan mental.
Dalam survei, lanjutnya, StatsMe menemukan bahwa sebanyak 54,28 responden mengaku kelelahan dan stres menjalankan peran mereka sebagai pekerja sekaligus ibu dan istri. Jika itu terus terjadi, keharmonisan hidup rumah tangga bisa terancam.
"Berdasar wawancara lanjutan yang StatsMe lakukan terhadap sebagian responden, perempuan yang bekerja sangat membutuhkan dukungan fisik dan mental dari suami dan lingkungan. Hal paling sederhana yang bisa dilakukan tiap keluarga adalah menyeimbangkan waktu bekerja dan istirahat," katanya.
Maka, Lussi menyarankan agar tugas-tugas dalam rumah tangga dikerjakan bersama-sama dengan porsi seimbang. Selain berbagi beban, dua hal lain yang bisa dilakukan adalah membuat skala prioritas dan meluangkan waktu untuk healing alias menghalau stres.
Pembiasaan-pembiasaan berbagi peran dan bekerja sama di dalam rumah tangga itu akan memengaruhi pula cara pandang lingkungan masyarakat terhadap peran perempuan dan laki-laki. Baik peran mereka sebagai pelaku ekonomi, maupun sebagai istri dan suami serta ibu dan ayah, dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, katanya, para perempuan pekerja yang memikul beban ganda di pundak mereka akan mampu menjalankan peran dengan seimbang. Mereka memiliki peluang dan ruang untuk mengaktualisasikan diri yang merupakan kunci kebahagiaan perempuan.