16 KK Eks Penghuni Kolong Tol 1001 Malam Mendapat Pekerjaan dari Pemkot Surabaya

Eks penghuni kolong tol bekerja di Pemkot
Sumber :
  • Humas Pemkot Surabaya

Setelah dipindah ke rusun, Zulfa mengaku bersyukur karena hidup lebih layak dan serba berkecukupan. Sesuai ucapan Wali Kota Eri, kini nasibnya berubah drastis. "Terima kasih Pak Wali dan Bu Kadinsos sudah mengubah nasib kami. Ternyata yang dibilang Pak Wali itu beneran," akunya. 

Sudah Disiapkan Rp81 M, Pembebasan Lahan Warga Taman Pelangi Belum Beres

Selain Zulfa, ada juga Aris Setiawan yang merasakan hal sama. Nasibnya kini menjadi lebih baik daripada tinggal di bawah kolong jembatan tol. Mantan pengamen jalanan itu mengaku, semenjak tinggal di rusunawa hidupnya menjadi lebih baik. Saat ini tidak ada cerita dia kucing-kucingan dengan Satpol PP ketika mencari sesuap nasi.

Kini dirinya bekerja di tempat sama seperti Zulfa, hanya saja berbeda tugasnya. Kesehariannya, Aris bekerja sebagai petugas kebersihan di UPTD Griya Wreda Jambangan. "Alhamdulillah terima kasih Pak Wali sudah diberi pekerjaan seperti ini. Lebih bersyukur lagi, keluarga kecil saya bisa utuh kembali," imbuhnya. 

Revitalisasi TPST Branggahan, Cara Pemkab Kediri Tingkatkan Pengelolaan Sampah

Senada dengan Aris, salah satu eks penghuni kolong tol 1001 Malam, Firmansyah turut berbahagia bisa diberikan pekerjaan yang lebih layak oleh pemkot. Nasibnya sama seperti Aris, bapak empat anak itu sebelumnya banting tulang demi menghidupi keluarganya dengan cara mengamen. 

Bahkan kini, ia bersama istrinya Iin Indriyani, serta empat orang anaknya bisa hidup layak di Rusunawa Sumur Welut. "Dibanding kerjaan saya yang dulu dengan sekarang, jauh berbeda. Yang dulunya jadi pengamen dan terkadang sebagai pemulung, sekarang saya jadi petugas kebersihan di DLH Surabaya," ucap Firmansyah. 

Bila Eri Cahyadi-Bayu Airlangga dan Armuji-Awi Disimulasikan di Pilwali Surabaya

Sewaktu ia mengamen, ia tinggal di kolong jembatan tol, berdinding kayu triplek dengan ukuran petak kurang dari tiga meter. Tentunya untuk tinggal berlima, sangat tidak layak. "Setiap pulang kerja, mau rebahan saja sulit, apalagi buat tidur bersama istri dan anak saya," sebutnya. 

Firmansyah tak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur. Keinginan yang selama ini ia impikan, hidup lebih layak dan membahagiakan keluarganya pun terwujud. "Terima kasih Pak Wali (Eri Cahyadi), Bu Anna. Meskipun sebagai petugas kebersihan, saya yakin bisa membahagiakan keluarga saya dan menyekolahkan anak saya," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
img_title