UMKM di Jombang Olah Salak Jadi Aneka Kuliner, Omzetnya Miliaran Rupiah!

Proses pembuatan jenang berbahan dasar salak milik Tono
Sumber :
  • Muhammad Lutfi Hermansyah/Viva Jatim

Jatim – Buah salak merupakan buah khas Indonesia yang memiliki ciri khas rasa yang manis dan bertekstur mengkal. Namun, kulitnya yang kaku dan juga tajam seringkali membuat orang terluka sehingga tak sedikit yang merasa malas makan buah salak walaupun rasanya enak.

Pemprov Jatim Gandeng Marketplace Dorong Digitalisasi UMKM

Hal ini rupanya dimanfaatkan dengan baik oleh UMKM di Jombang, yaitu Kunara sentra produksi kuliner salak, yang berinovasi menghadirkan cara unik makan salak tanpa harus mengupas kulitnya.

"Jadi produk kita itu ada beberapa varian. Best seller nya adalah kripik buah salak dan ada juga jenang salak. Semua itu murni dari salak lokal," kata Kuswartono (52) pemilik UMKM Kunara produksi salak, Jum'at,6 Desember 2023. 

LKPj Gubernur Akhir TA 2023 Disetujui DPRD Jatim, Pj Gubernur: Target Tercapai Optimal

Tono bercerita, awal mulanya berdiri pada 2012 silam dengan menghadirkan berbagai makanan kemasan hasil olahan salak agar orang dengan mudah bisa makan salak tanpa harus repot mengupas kulitnya.

Berbagai jenis kuliner, dihasilkan dengan bahan baku berupa buah salak yang umumnya hanya dikonsumsi secara langsung.

Viral, Pemuda di Jombang Ditelanjangi setelah Tertangkap Basah Sekamar dengan Istri Orang

Selain keripik dan jenang salak, Ia juga menyulap buah salak menjadi aneka kuliner unik dan berbeda dari yang lain, seperti roti salak, teh kulit salak, kopi biji salak serta sirup dari sari buah salak.

"Karena limbah dari buah salak ini ada biji dan kulit, jadi kita manfaatkan sekalian menjadi berbagai makanan dan minuman yang sehat," bebernya.

Sementara Teh dan kopi salak dibuat bukan dari buah salaknya, melainkan dari olahan kulit dan juga bijinya. 

"Bijinya kita roasting jadi kopi, dan kulitnya kita roasting kemudian kita keringkan menjadi teh," lanjutnya.

Berbagai produk tersebut, dijual dengan harga beragam, Menurut Tono omzet yang didapat dari penjualan makanan kemasan hasil olahan salak ini pun lumayan.

"Sebelum pandemi masih mencapai ratusan juta. Sekarang sudah hampir dikatakan normal seluruh total dalam satu tahun kurang lebih mencapai Rp 3 Miliar," pungkasnya. 

Berbagai produk makanan berbahan dasar dari salak yang sudah di kemasan rapi itu dijual di outlet dan juga di berbagai layanan pengantaran online dan marketplace serta di berbagai toko-toko modern seluruh Indonesia hingga mancanegara.