Jemaah Lansia dan Disabilitas Perlu Tahu, Berikut Skema Mitigasi saat Lempar Jumrah
- Viva
Surabaya, VIVA Jatim – Menjelang pelaksaan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah menyiapkan skema mitigasi bagi jemaah lanjut usia (lansia) dan disabilitas.
Skema mitigasi itu dianggap penting karena saat puncak ibadah haji, utamanya saat proses lempar jumrah, merupakan fase paling krusial dalam menjaga keselamatan jemaah haji. Apalagi bagi mereka yang lansia dan disabilitas.
Guna mengantisipasi risiko kesehatan dan situasi darurat, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah menyiapkan skema mitigasi khusus yang terstruktur dan terkoordinasi.
Menurut Didit Sigit Kurniawan, Kepala Seksi Lanjut Usia dan Disabilitas serta Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah (PKP2JH), koordinasi telah dilakukan lintas unit yang terlibat, termasuk dengan Petugas Perlindungan Jemaah (P3J), Tim Perlindungan Lansia, serta pihak rumah sakit di Arab Saudi.
"Pada saat nanti Armuzna, terutama di Jamarat yaitu P3J, nanti akan berkolaborasi dengan unit-unit terkait seperti Linjam, Lansia, serta rumah sakit di Arab Saudi, di Mina, terutama," ujar Didit, di Hotel
Didit menjelaskan bahwa skema evakuasi yang disiapkan menggunakan metode sistem estafet. Jemaah yang membutuhkan bantuan akan dipindahkan secara bertahap dari satu pos ke pos lain hingga sampai ke titik evakuasi utama.
“Jemaah akan didorong di pos-pos tertentu, dari titik A, B, C, sampai dengan E. Di setiap pos-pos itu nanti akan ada anggota-anggota dari P3J yang stand-by di sana,” jelasnya.
Untuk alat bantu mobilisasi, tersedia kursi roda bagi jemaah yang masih dapat duduk, dan tandu bagi yang dalam kondisi tidak bisa duduk. Namun jika kondisi jemaah memburuk di tengah keramaian, evakuasi darurat akan dilakukan dengan bantuan Askar (petugas keamanan Saudi) dan ambulans.
"Kalau kasusnya berat, jika terjadi di tengah-tengah, kita akan sampaikan ke Askar setempat yang stand-by di situ untuk meminta ambulans dari rumah sakit yang terdekat," terang Didit.
Ada dua rumah sakit rujukan utama yang disiapkan bagi jemaah Indonesia, yaitu Rumah Sakit Al Wadi dan King Salman Hospital. Keduanya dilengkapi ambulans dengan fasilitas mini ICU yang siaga selama puncak ibadah.
"Di situ ada unit ICU-nya, mini-ICU-nya. Jadi tidak perlu khawatir. Insya Allah, jika memungkinkan, sudah tersedia unit mini-ICU di dalam ambulans tersebut," imbuhnya.
Menurut Didit, jenis kondisi yang paling sering ditangani menurut pengalaman sebelumnya adalah kelelahan akibat cuaca panas dan padatnya pergerakan jemaah. "Biasanya kita bawa dia ke tempat yang teduh dulu, karena kan di jamarat atas itu lumayan panas. Tapi kalau kasusnya berat, langsung kita amankan dan panggil ambulans," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di VIVA.co.id dengan judul Skema Mitigasi Jemaah Lansia dan Disabilitas saat Lempar Jamarat di Mina