Gus Yahya Sebut Misi Halaqah Fiqih Peradaban Lebih Penting dari Isu Terorisme-Radikalisme
- Madchan Jazuli/ Jatim Viva
Gus Yahya melanjutkan, wacana Islam yang moderat ini terlalu mengambang. Karena, berbicara tentang Islam sebagai agama yang menyuarakan perdamaian, sedari dulu Islam menyerukan rahmah dan sebagainya.
"Supaya kita ini menjalani hidup untuk membangun perdamaian ini jelas landasannya syar'iyyah, bukan hanya seruan-seruan normatif yang abstrak. Tetapi jelas-jelas ada wawasan yang didasarkan pada pandangan syar'iyyah yang jelas, pandangan fiqih yang jelas tentang ini," ungkap KH Yahya Cholil Staquf.
Alumnus Jurusan Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada ini menggaris bawahi bila sebetulnya kecenderungan terlibat dalam konflik melawan kelompok manapun yang dianggap berbeda itu bukan khas Islam.
Karena menurut Gus Yahya, kelompok yang terlibat konflik adalah memiliki kecenderungan yang umum merata di semua sektor. Khususnya semua kelompok agama, tidak hanya islam melainkan juga agama lain juga mengalami hal serupa.
"Kalau Islam ini memandang kafir sebagai musuh, sama-sama agama lain juga memandang yang bukan pemeluknya sebagai musuh. Ambil contoh di Islam ada perang antara Syiah dan Sunni, kalau di dalam Kristen ada perang Katolik-Protestan melawan Anglikan dan sebagainya," tutupnya.
Diketahui puncak perhelatan halaqah fiqih peradaban akan berakhir pada 6 Februari 2023 mendatang. Seluruh perwakilan ulama internasional mencari jalan keluar terhadap ketegangan yang pernah terjadi.