Perajin Miniatur Kereta Api Asal Mojokerto Ini Riset Dulu Sebelum Merakit 

Kunto, pembuat miniatur kereta api asal Mojokerto
Sumber :
  • Viva Jatim/M Lutfi Hermansyah

Jatim – Daya tarik setiap orang berbeda-beda, ada yang suka mobil-mobilan, motor, pesawat, hingga kapal-kapalan. Nah kali ini, ada seseorang asal Mojokerto yang hobi mengoleksi kereta api model beragam tipe dan ragam fungsi. 

Mobil Rombongan Ponpes Sidogiri Tertabrak KA Pandalungan, 4 Orang Tewas

Ia adalah  Kunto Wijoyo (44) warga penarip Gang 2, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Kecintaanya terhadap dunia kereta api ini tidak lepas dari masa lalu. Mengingat, mendiangan ayahnya mantan Kepala Stasiun Mojokerto pada tahun 1980-an. Bahkan ia pun lahir di rumah Dinas sekitar Stasiun Mojokerto. 

Ketika menyambangi rumahnya di Penarip Gang 2, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, sedang memperbaiki Layout miniatur kerta api di teras rumah. Ia memanfaatkan teras rumah sebagi tempat workshop. 

Tembus Pasar AS hingga Jepang, Batik Aromaterapi asal Madura Raup Banyak Hasil

Kemudian, Kunto menunjukkan koleksi beragam miniatur kerata api yang ia susun rapi di dalam etalase kaca. Di situ terpampang kereta api dalam berbagai ukuran, warna, dan bentuk. Mulai kereta uap jaman belanda hingga kereta rel listrik (KRL) besutan KAI Indonesia. 

"Saya memang suka sejak kecil. Lingkungan rumah memang kereta api, dulu kan saya tinggal di rumah dinas dekat rel kerata api. Bahkan dulu saya sering ikut bapak kerja, lihat-lihat kereta," katanya, Senin 31 Januari 2023. 

Mengenal Starlink, Satelit Milik Elon Musk yang bakal Menerangi IKN Nusantara

Menariknya, kereta api model  yang dipajang itu tidak beli, melainkan membuat sendiri. Ia bercerita, mulai menyukai kereta api model tahuh 2015. Itu setelah ia melihat foto kereta api model di media sosial. Saat itu dirinya sangat ingin membeli, tapi tak punya cukup uang untuk membeli. Menurut Kunto, pada saat itu satu gerbong kereta api model mahal, sekitar Rp 200 sampai 300 ribu. 

Suatu ketika, ia berkunjung ke Malang untuk menghadiri even band, mengingat kala itu dirinya  juga anak band. Pada kesempatan itu, ia menyempatkan diri untuk berkunjung ke sebuah pameran kereta api model dengan tenaga batrei.  Ia hanya bisa melihat-lihat tanpa bisa membeli, karena sadar tak mempunyai cukup uang. 

"Setelah itu saya tahu ada kereta api model listrik. Saya datang lagi ke pameran, niat pengen belajar membuat, tapi diusir, karena beda dengan kereta batrei," ceritanya. 

Karena rasa keingintahuanya tinggi, sehingga tak kekurangan akal, ia meminjam kereta api model milik temannya yang kebetulan punya. Ia berniat membongkar dan mengetahui komponen-komponen apa saja yang digunakan untuk membuat kereta api model. 

Akhirnya bapak dua anak ini berkeinginan untuk membuat sendiri. Ia memanfaatkan paralon dan akrilik untuk membuat bodi. Namun, ia belum memiliki alat sendiri. Material itu dipotong dan dibentuk dengan meminta bantuan tukang cutting yang tak jauh dari rumahnya. 

Kereta api yang pertama kali ia buat adalah gerbong kereta api angkutan milik PT Pupuk Sriwijaya. Karena ia belajar secara otodidak, gagal sudah pasti. Namun Kunto tidak menyerah begitu saja. Ia terus berusaha menyelesaikan. 

"Untuk roda dan rangkaian lainnya saya cari di malang, waktu itu ya beli second (bekas)," tandasnya. 

Akhirnya satu unit gerbong kereta api buatan Kunto pun jadi. Dari situ, ia iseng-iseng memposting hasil karyanya ke media sosial. Ternyata banyak yang suka. Dari situ, ia mengembangkan menjadi  bisnis. 

"Saya posting kok banyak yang suka, akhirnya sampai sekarang produksi," jelasnya. 

Seiring berjalannya waktu, ia tidak lagi menggunakan roda dan komponenya bekas. Roda ia datangkan langsung dari Tiongkok dan Amerika Serikat.

Ratusan jenis miniatur kereta api telah berhasil Kunto buat dan banjir pesanan dari berbagai instansi di Indonesia. Apalagi, semenjak ia mengembangkan miniatur, tak hanya dari mesin analog. Namun juga dijalankan dengan sistem digital. Salah satunya Dirjen Perkeretaapian Kementrian Perhubungan. 

Ada satu pembeli yang paling diingat, yaitu Fajar Nugros, sutradra tersohor di Indonesia. Kunto bercerita, pada tahun 2013 lalu, kerata model buatannya dibawa ke Malang untuk dimainkan di perlintasan. Tanpa ia sangka-sangka, ketika itu dilihat Fajar Nugros. 

"Diroliing kok tanpa kendala. Nah Fajar Nugros lihat, dia tertarik dan minta dibuatkan 8 gerbong. Waktu itu dia belum terkenal seperti sekarang," ungkapnya. 

Ketika Fajar Nugros mengatakan memesan 8 gerbong, Kunto pun kaget. Seakan ragu dengan kemampuannya bisa menyelesaikan pemasanan itu. 

"Fajar bilang, tidak apa-apa santai saja, karena memang dia tidak terburu-buru. Pesan 8 dia," ujarnya. 

Kunto memproduksi beragam kereta api yang beroperasi di Jawa dan Sumatra dengan kode khusus. Mulai dari angkutan barang, inspeksi, sarana khusus. Kereta api berkode angkutan digunakan untuk mengangkut batu bara dab kayu. Kereta api berkode sarana khusus digunakan hospitality atau medis, rescue (penolong), perpustakaan, dan pos. Dan kereta berkode inspeksi yang biasa digunakan oleh pejabat untuk melakukan kunjungan ke daerah-daerah. 

Menariknya, proses pembuatan kereta api tidaklah langsung merakitnya. Ia lebih dulu melakukan riset, baik melalui internet maupun literatur. Riset ini ia lakukan untuk mengetahui secara detail setiap bagian dari kereta. Terutama terkait dengan ukuran. Tak jarang ada pesanan kerata api jaman dulu yang minim data, atau kereta api terbaru yang dia belum memiliki blue print (rincian rancangan) interior. Sehingga, ia harus melihat langsung ke Stasiun. 

Pesanan miniatur kereta api Jenggala misalnya. Tahun 2016 ia mendapat pesanan dari Dirjen Perkerataapiaan. Namun pihak Dirjen Perkertaapian tidak memiliki blueprin. ia diminta untuk datang ke PT INKA selaku produsen yang menbuat kereta Jenggala. Akan tetapi ia ditolak oleh PT INKA karena belum dipercaya. 

Tidak tinggal diam, Kunto pergi ke stasiun Mojokerto untuk melihat  interior dan mengukur postur kereta Jenggala. "Waktu itu jenggala istirahat di Mojokerto tiga jam. Saya ke stasiun manjat untuk memfoto, memvideo, dan mengukur. Riset saya hampir satu bulan," bebernya. 

Selain itu, ia pernah membuat kereta api milik PT Pos Indonesia yang sangat minim data. Ia mengaku, membuat setiap interior kerata api tersebut berdasarkan ingatan saja. Hasilnya pun menjadi buah bibir dan mempertanyakan refresi bentuknya. 

"Dulu ada yang punya fotonya tapi tidak detail. Ya saya berdasarkan ingatan saja, dulu sempat melihat dan bermain di kereta itu saat ikut bapak di Surabaya," jelasnya. 

Selama ini ia hanya melayani pemesanan kereta api gerbong tanpa lokomotif. Dalam satu bulan, ia mampu membuat 20 sampai 25 gerbong. Satu rangkaian gerbong minimal terdapat 6 gerbong. Diantaranya 4 kereta penumpang, 1 kereta cargo, dan 1 kereta restorasi. Namun, kelengkapan jumlah kereta tergantung dari pesanan juga. 

"Kalau pemesan ingin seperti aslinya juga bisa. Seperti KA Bima ini ada 8 gerbong aslinya. Ya kita buatkan. Kalau ada pesanan lokomotif saya kerjasama dengan teman," kata Kunto. 

Satu gerbong kereta api dihargai mulai Rp 400 ribu sampai Rp 700 ribu. Jika membeli satu rangkaian gerbong, harganya tetap dihitung per satu gerbong, bukan paket. 

Dalam memasarkan buah tangannya, Kunto sudah memanfaatkan platform digital dan media sosial. Ia menjelaskan, pangsa pasar minatur kereta ini sangat segmentasi. Mayoritas pembeli adalah orang yang benar-benar cinta dan hobi terhadap kereta api. 

Selain itu, pembeli datang dari berbagai daerah di Jawa, Medan, Sulawesi, Kalimantan dan Bali. Tidak hanya perorangan, instansi terkait seperti Dirjen Kereta Api Kementrian Perhubungan juga kerap kali memesan ke Kunto. 

"Kalau Dirjen biasanya dibuat promo sebelum kereta api beroperasi. Atau bisa dibuat cindramata," tandasnya. 

Dari bisnis miniatur kerata api ini ia mampu meraup omzet sampai Rp 12 juta setiap bulan. Ia dapat mengambil untung sekitar 40 persennya. 

Selain memmbuat miniatur, ia juga menerima service dan pembuatan diaroma perlintasan kereta api. Desainya sesuai keinginan pemesan. Harganya cukup tinggi, antara Rp 7 sampai 15 juta, tergantung bahan yang digunakan. 

"Kadang ada yang ingin pakai rumput asli, ada juga rumput sintesis. Nah itu nanti yang menentukan harganya, bahan-bahan apa saja yang dipakai," pungkas Kunto.