Tampung Aspirasi Pendamping PKH, Ini Respons Cepat Said Abdullah

Plt, Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, MH. Said Abdullah
Sumber :
  • Viva Jatim/Nur Faishal

JatimPlt Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim MH Said Abdullah cepat merespon aspirasi para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH). Respon cepat itu dia lakukan setelah mendengar langsung aspirasi yang disampaikan koordinator pendamping PKH se-Jatim di Hotel Wyndham Surabaya, Jumat pekan lalu.

Full Senyum, Seluruh Lowongan PPPK 2024 Dibuka untuk Tenaga Honorer

Salah satu aspirasi mereka adalah soal status kerja pendamping PKH. Meski sudah belasan tahun mengabdi sebagai pendamping PKH, mereka masih belum berstatus sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Merespon aspirasi para pendamping PKH, Said Abdullah mengatakan, telah berkomunikasi dengan Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Menteri PAN RB Abdullah Anwar Anas.

Said Abdullah: Haqqul Yaqin Golkar tak akan Nekat Revisi UU MD3

“Hasil komunikasi kami dengan Bu Risma dan Mas Anas usulan agar kawan kawan Pendamping PKH bisa menjadi pegawai PPPK telah diusulkan, dan tinggal menunggu keputusan Rapat Kabinet Terbatas,” ungkap Said Abdullah dalam keterangannya di Surabaya, Senin (20/2/2023). 

“Kita tunggu, semoga tidak lama lagi ada kabar baik atas aspirasi kawan-kawan para pendamping PKH, saya akan segera update atas hal tersebut,” sambung politisi senior asal Sumenep Masura tersebut.

Meski Tak Lulus Seleksi CASN 2024, Semua Honorer Otomatis Terangkat PPPK

Pria yang juga menjabat Ketua Badan Anggaran DPR RI ini menyebut, untuk tahun ini lebih dari Rp 400 triliun dialokasikan APBN untuk berbagai program pengentasan kemiskinan. Yang mana hal itu merupakan bagian dari tugas ideologis PDI Perjuangan. 

Bahkan lebih dari Rp 600 triliun belanja APBN untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan rakyat. “Harusnya bisa memperbaiki nasib rakyat kita, terutama dari kalangan rumah tangga miskin,” ujar Said.

Soal ini, tambah dia, juga jadi salah satu agenda Rapat Koordinasi (Rakor) dengan seluruh jajaran struktural partai di tingkat kabupaten dan kota, anggota Fraksi PDI Perjuangan di DPRD Jatim dan seluruh kabupaten/kota se-Jatim.

"Termasuk dengan para kepala daerah dan wakil kepala daerah dari PDI Perjuangan se-Jatim. Kami konsolidasikan aspirasi kawan-kawan pendamping PKH dengan mereka,” ungkapnya.

Sementara itu, saat penyampaian aspirasi di Hotel Wyndham, ratusan koordinator wilayah, dan kabupaten/kota Pendamping PKH diterima jajaran pengurus DPD PDI Perjuangan Jatim.

Selain Said Abdullah, ikut hadir Plh Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim Budi Sulistyono serta segenap pengurus DPD PDI Perjuangan Jatim. Juga hadir Ketua DPRD Jatim Kusnadi yang sejak awal memiliki perhatian terhadap para pendamping PKH di Jawa Timur.

Salah satu Korwil Pendamping PKH Jatim, Agus Sudradjat, menyampaikan bahwa para pendamping PKH telah bekerja sejak lama, yakni sejak program PKH dijalankan tahun 2007, berlanjut hingga tahun ini dan kedepan. Artinya program ini berjalan lebih dari 17 tahun.

Namun sayangnya, ungkap Agus, status kerja pendamping PKH masih belum berstatus sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Ketidakpastian status kerja para pendamping PKH ini membuat Agus Sudradjat dan rekan-rekannya menerima resiko putus kontrak tahunan. “Ancaman pengangguran adalah mimpi buruk baik para pendamping PKH,” sebut Agus. 

“Kami selama ini mewakafkan waktu kami untuk total mengurus pekerjaan yang memang kami anggap mulia ini. Dan kami tidak menyediakan waktu untuk bekerja yang lain. Kami konsentrasi penuh, sehingga kalau kontrak tidak diperpanjang, tentu akan menyulitkan masa depan kawan kawan,” sambungnya.