Gus Muhaimin Rajin ke Jatim, Dorong PKB Gaskan Mesin

Pengamat politik UIN Surabaya M Syaeful Bahar.
Sumber :
  • Dokumen M Syaeful Bahar

Jatim – Intensitas A Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin turun ke Jawa Timur mendorong mesin Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bergerak, mengkonsolidasikan kekuatan menghadapi Pemilu 2024. Itu sebabnya wajar apabila hasil survei Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) baru-baru ini mencatatkan elektabilitas PKB di Jatim berada di posisi teratas, mengungguli PDIP.

Program Pendidikan dan Kesehatan Gratis Risma Didukung Gus Huda Jember

Pendapat itu disampaikan pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya M Syaeful Bahar. “Itu bisa dilihat dalam beberapa bulan terakhir seberapa sering Cak Imin [atau Gus Muhaimin] datang ke Jawa Timur, datang ke kiai-kiai, membuat acara yang sangat besar melibatkan massa sangat banyak,” katanya kepada Viva Jatim pada Kamis kemarin 

Diakui atau tidak, lanjut Wakil Dekan III FISIP UIN Surabaya itu, diakui atau tidak telah mempengaruhi elektabilitas PKB di Jatim. “Mempengaruhi bagaimana PKB sebagai partai yang akan mengusung Cak Imin lebih dekat dengan saura rakyat. Bisa dikorscek berapa sering Cak Imin datang ke sini (Jatim), datang ke kiai dan lainnya,” ujar Bahar.

Hasto Nilai Risma-Gus Hans Memahami Kebutuhan Masyarakat Jatim

Segmen calon pemilih yang didatangi Gus Muhaimin, papar alumnus Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya itu, juga tidak hanya kalangan NU dan pesantren sebagai basis PKB selama ini. Tapi juga kalangan yang lebih luas. “Tidak hanya calon pemilih tradisional. Anda bisa saksikan bagaiman Cak Imin ngajak Boomerang dan beberapa artis Ibu Kota lainnya, artis lokal, menyapa para calon pemilih pemula, anak muda,” tandas Bahar.

Hal lain yang mendongkrak elektabilitas PKB, khususnya di Jatim, ialah beban politik yang harus ditanggung akibat kebijakan Presiden Jokowi yang tidak populis baru-baru ini, yaitu kenaikan harga BBM. Harus diakui, Jokowi adalah kader PDIP dan kebijakan soal kenaikan harga BBM menjadi beban politik bagi partai besutan Megawati Soekarno Putri tersebut.

Begini Solusi Risma-Gus Hans Atasi Krisis Air di Jawa Timur

“Berbeda dengan PKB yang tidak punya beban politik akibat kebijakan kenaikan harga BBM. Berbeda dengan PDIP yang harus menanggung langsung beban kebijakan Jokowi sebagai presiden dan kader PDIP, karena membuat kebijakan yang sangat tidak populis. Itu, diterima atau tidak diterima, diakui atau tidak diakui, berpengaruh terhadap elektabilitas PDIP,” kata Bahar.

Sebelumnya, hasil survei ARCI yang dilakukan pada 5-12 September 2022 mencatatkan elektebalilitas PKB di Jatim berada di posisi teratas dengan perolehan 16,8 persen. Di bawahnya ada PDIP dengan 16,1 persen dan Gerindra dengan angka 15,4 persen. Bahar menuturkan, naiknya elektabilitas PKB menyalip PDIP adalah hal wajar dalam survei berkaitan dengan metodologi yang dipakai dan karakter realitas politik yang sangat dinamis.