Menengok Pameran Sejarah Tulungagung, Ada Animasi di Kolam 3D

Seniman residensi asal Inggris berkolaborasi di Indonesia
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Jatim – Pameran seni masih menyimpan daya tarik sekaligus kekuatan pesan edukasi dan unik bagi publik. Komunitas Gulung Tukar menampilkan hasil riset mengangkat alam dan sejarah Tulungagung.

Baru 72,14 Persen Capaian UHC di Tulungagung

Kesan pertama memasuki ruangan pameran, pengunjung dimanjakan oleh suasana klasik khas rumah zaman dahulu. Dibalut pencahayaan lampu sorot kuning, temaram cahaya sangat cocok untuk lebih saksama menikmati karya.

Ruangan yang ditempati tak begitu besar, namun sudah menyimpan banyak pesan tersampaikan. Di tengah ruangan, ada yang menarik perhatian berupa kolam kecil berisi air, mendapat sorot proyektor dari arah atas membentuk gambar 3D.

Bayi Kembar Siam di Tulungaung Tercover BPJS, dari Sebelum hingga Usai Operasi

"Ketika air di putar, terkena sensor akan membentuk gambar roda. Ada beberapa gambar lain yaitu kepala banteng, nahkoda, dan akar yang menjalar," ungkap Kurator Pameran, Benny Widyo ditemui di Gutu Haus (WarGulGul) Jalan Mastrip No 18 Serut Kecamatan Boyolangu Tulungagung, Selasa 16 Mei 2023.

Pameran bertajuk 'The Trees and The Wires' itu berfokus pada alam dan jaringan. Benny menjelaskan pameran ini merupakan eksplorasi temuan seputar metode mistis dan Ilmiah untuk mengubah Tulungagung dari rawa menjadi kota menutup sumber air. Lalu, mengeringkan rawa, sekaligus membangun peradaban di atasnya adalah pilihan para pendahulu kota marmer ini.

Bayi Kembar Siam di Tulungagung Dioperasi Pemisahan Tunggu 8-10 Bulan

Selain itu, ada performance berupa output video, membuat tarian gerakan yang menggambarkan kekuatan air disisi utara, barat, timur dan selatan. Selaras dengan empat buah LCD yang dipasang di empat sisi menampilkan performance di beberapa lokasi.

Yang menarik lagi, pameran ini melibatkan beberapa seniman dari berbagai wilayah. Lalu juga ada seniman residensi asal Britania Raya alias Inggris, Ella Chedburn.  Termasuk dalam program melakukan riset sejarah lokal mendapat support dari British Council.

"Kami sebulan lebih riset tentang Ringin Kurung, cerita Ringin Kurung sebenarnya ingin membahas tentang sejarah banjir Tulungagung. Ringin Kurung muncul di beberapa tempat banjir seperti kita mengunjungi Niyama terus beberapa Dam di Tulungagung tempuran pertemuan rawa-rawa dan seterusnya," bebernya.

Menurut pria alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta 2016 ini menjelaskan Ringin Kurung merupakan cerita tentang 7 pohon beringin di pusat Kota Tulungagung. Adanya penanaman 7 pohon beringin yang kelak menjadi pusat kota ini dilakukan oleh Abu Mansur.

Beliau dibantu oleh 4 makhluk mitos bernama Jigang Joyo, Lancang Joyo, Cluntang Joyo, dan Bajang Alit. Ijuk (serabut hitam nan keras yang berfungsi melindungi pangkal pelepah daun aren) dipergunakan untuk material penyumbat sumber air yang berada di bagian barat calon pusat kota.

Benny mengungkapkan, Ijuk tersebut lantas diinjak-injak oleh Kebo Bule (Kerbau Putih) hingga hewan tersebut meninggal dan sekaligus digunakan sebagai persembahan. Pasca sumber air tertutup dan rawa mengering, ditanamlah 7 bibit pohon beringin yang diambil langsung dari Keraton Yogyakarta.

Keempat makhluk yang membantu Abu Mansur, menurut Benny terkait dengan angka 4 sebagai angka harmoni dalam berbagai kebudayaan. Seperti halnya: Sedulur Papat, Kalimo Pancer, Punakawan (Semar, Barong, Petruk, Bagong). Ada juga Cerita Perjalanan Biksu Tong Sam Cong (4 orang), serta Empat Sahabat Nabi (Muhammad SAW).

Pria asal Kecamatan Boyolangu ini menguraikan, dari riset itu akhirnya mendapatkan data, menelusuri tentang mitos, folklor sekaligus arsip penting masa lampau untuk menunjang data penting yang dibutuhkan. Sehingga bukan hanya sebatas dongeng maupun mitos yang berkembang di masyarakat.

"Ada arsip rencana pembangunan, maka kami menemukan beberapa foto artikel Belanda sejak tahun 1920 sampai 1939. Dari disitu diolah menjadi pameran membahas tentang Ringin Kurung 7 pohon beringin di alun-alun Tulungagung dan berkolaborasi dengan 7 seniman," jelasnya.

Sebagai informasi, pameran tersebut tidak hanya berada di dalam ruangan, tetapi juga berlangsung outdor di Alun-alun Tulungagung. Berlangsung hingga 27 Mei 2023, setiap akhir pekan banyak event tersaji memanjakan penikmat seni.