Jemaah Umrah yang Batal Berangkat karena KKP Ngadu ke Polda Jatim

Kuasa Sabilina Tours mengadu ke Polda Jatim
Sumber :
  • Dok Pribadi Mohamad Ramli Himpuh

JatimJemaah Umrah yang Batal Berangkat karena KKP Ngadu ke Polda Jatim

Pesawat CJH Makassar Putar Balik akibat Terbakar, Kemenag Tegur Garuda

 

 

Imunisasi Capai 31,6 Persen, Ini Penjelasan Dinkes Kabupaten Kediri

JATIM – Insiden batal terbang puluhan jemaah umrah karena petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Klas I Surabaya di Bandara Internasional Juanda Surabaya di Kabupaten Sidoarjo telat datang bergulir ke kepolisian. Hal itu setelah Sabilina Tours, Travel Haji & Umrah yang memberangkatkan 63 orang jemaah umrah yang jadi korban melapor ke Kepolisian Daerah Jawa Timur, Senin malam, 26 September 2022.

Aduan itu ke Polda Jatim itu diajukan oleh kuasa hukum Sabilina Tours sekaligus Penasihat Himpunan Penyelenggara Umrah Haji (Himpuh), Mohamad Ramli. Aduan tersebut bernomor TBL/B/94.02/IX/2022/SPKT tertanggal 26 September 2022. “Kami tidak tahu siapa yang salah karena semua pihak saling lempar tanggungjawab, makanya kami lapor ke Polda Jatim,” katanya dihubungi Viva Jatim pada Selasa malam, 27 September 2022.

Mau Sehat seperti Mbah Hardjo CJH 109 Tahun Asal Ponorogo, Resepnya Gampang

Ramli menuturkan, ke-63 orang jemaah umrah yang diberangkatkan Sabilina Tours sampai di Bandara Juanda Surabaya pada Senin dini hari, sekira pukul 03.00 WIB. Rombongan tiba sepagi itu karena jadwal pemberangkatan dengan maskapai Air Asia pukul 05.35 WIB. Sebelum masuk pesawat, jemaah harus menjalani pemeriksaan paspor oleh petugas Imigrasi dan validasi vaksin meningitis oleh petugas KKP.

Saat akan memeriksakan dokumen paspor jemaah, petugas Imigrasi menolak karena harus divalidasi vaksin meningitis terlebih dahulu. Masalahnya, saat itu petugas KKP tidak ada sehingga validasi vaksinasi meningitis tak bisa segera dilakukan. Setelah dihubungi, baru petugas KKP datang sekira pukul 04.55 WIB. Segera validasi dilakukan terhadap puluhan rombongan jemaah umrah hingga rampung.

Cuma, lanjut Ramli, karena sudah sampai jam terbang, pesawat Air Asia yang sedianya membawa jemaah menuju Kuala Lumpur, Malaysia, sudah berangkat. Dari Kuala Lumpur rencananya jemaah akan diterbangkan ke Arab Saudi dengan pesawat Saudia Airlines. “Akhirnya jemaah tidak bisa berangkat karena pesawat sudah terbang,” tandasnya.

Mencegah psikis jemaah drop karena kelelahan menuggu dan terancam batal berangkat, Sabilina Tours akhirnya mengistirahatkan rombongan di hotel terdekat. Sementara pihak travel mencarikan solusi dengan berusaha memperoleh tiket pesawat PP yang baru. “Sabilina tetap berusaha memberangkatkan jemaah dengan tiket pesawat yang baru. Masalahnya mencari tiket untuk 63 orang itu bukan mudah,” kata Ramli.

Ramli menegaskan, pembelian tiket pesawat baru itu ditanggung oleh pihak travel. Sementara tiket pesawat Air Asia yang gagal terbang hangus. “Sekarang tiket pesawat paling murah untuk umrah Rp14 jutaan. Tinggal dikalikan saja (63 orang) berapa kerugian kami. Belum lagi hotel dan transportasi di Arab Saudi yang sudah dibooking dan bayar di depan dan itu sifatnya hitung jalan,” ujarnya.

Terpisah, Kepala KKP Klas I Surabaya Slamet Mulsiswanto mengatakan bahwa peristiwa gagalnya jemaah umrah karena telatnya pengurusan validasi vaksin meningitis terjadi karena telatnya informasi yang disampaikan pihak maskapai. Biasanya, lanjut dia, sekurang-kurangnya maskapai memberi kabar soal adanya pemberangkatan jemaah umrah tiga jam sebelum terbang.

Slamet mengklaim pihak KKP standby 24 jam untuk melayani penumpang jemaah umrah dan lainnya. Cuma, karena jadwal akhir pemberangkatan di Bandara Juanda sekira pukul 21.00 WIB, maka petugas standby di kantor KKP yang lokasinya tak jauh dari bandara, hanya lima menit perjalanan. “Kami sebelumnya sudah memberangkatkan 64 ribu jemaah umrah dan berjalan lancar,” katanya dihubungi VIVA.