Tragedi Kanjuruhan: Bonek, PKB, dan Jemaah Masjid Gelar Salat Gaib

Bonek dan PKB Jatim salat gaib untuk korban Tragedi Kanjuruhan.
Sumber :
  • A Toriq A/Viva Jatim

JatimTragedi Kanjuruhan bukan hanya duka bagi Aremania dan Aremanita, pecinta klub sepak bola Arema FC. Tapi juga kesedihan bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena itu, seluruh elemen masyarakat ikut berdoa untuk korban. Di antaranya salat gaib dan doa yang digelar oleh Bonek bersama DPW PKB Jatim, juga jemaah salat di Masjid Al Akbar Surabaya, Minggu malam kemarin.

4 Kunci Penentu Suara PKB Melambung, 1 Faktor Dukungan NU Kultural

Bonek dan kader PKB Jatim menggelar salat gaib untuk korban Tragedi Kanjuruhan di Graha Gus Dur Jalan Gayungsari Kota Surabaya. Di sana, selain melaksanakan salat gaib, mereka juga menggelar tahlil dan doa bersama untuk korban yang meninggal dunia.   

"Arek arek indonesia arek-arek jawa timur, arek-arek malang, arek-arek Surabaya, tidak ada perbedaan, karena sepak bola adalah bagian dari olah raga yang dapat menghibur masyarakat. Bagaimana perasaan orang tua melihat anaknya, harapannya tiba-tiba seperti ini," kata Ketua PKB Surabaya Musyafak Rouf. 

Koalisi Perubahan Berlanjut di Pilgub Jatim, PKB Buka Komunikasi Politik Lintas Partai

Ia berharap, salat gaib yang dilakukan Bonek Surabaya dan PKB Jatim dapat menjadi penenang agar arwah korban Tragedi Kanjuruhan Malang diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. "Kita kirim hadiah semoga arwah tenang di sisi Allah dan yang masih dalam perawatan semoga lekas sembuh dan dapat beraktifitas kembali," harapnya.

Sementara itu, salat gaib dan doa bersama untuk korban Tragedi Kanjuruhan juga digelar jemaah Masjid Al Akbar Surabaya selepas salat berjemaah Isya pada Minggu malam. Salat gaib kedua dilaksanakan pihak masjid pada Senin, 3 Oktober 2022, ini selepas salat berjemaah Zuhur.

PKB Jatim Tegaskan Tak Pernah Tinggalkan NU, Sebut Gus Ipul Pahlawan Kesiangan

Tragedi Kanjuruhan bermula ketika Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 3-2 dalam laga derby Jatim di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Beberapa saat setelah pertandingan berakhir, sebagian suporter Arema FC turun dari tribun dan masuk ke lapangan, meluapkan kekecewaan dengan mengejar pemain dan tim Persebaya maupun Arema FC.

Polisi yang berjaga berupaya menghalau dan mengadang massa suporter namun kewalahan. Hingga akhirnya aparat menembakkan gas air mata ke tengah-tengah massa agar pergerakan suporter terpecah dan bubar. Akibatnya, massa kabur dan menumpuk di beberapa titik. Karena menumpuk, banyak yang pingsan dan lemas, lalu terjatuh hingga terinjak-injak. Korban pun berjatuhan. Hingga Minggu malam, tercatat 125 orang meninggal dunia.