Tragedi Kanjuruhan, Jokowi: Usut Tuntas, Sanksi yang Salah!
- Viva.co.id
Jatim – Presiden Joko Widodo (Jokowi) datang ke Malang dan berjanji akan mengusut tuntas Tragedi Kanjuruhan yang memakan korban 131 jiwa diduga akibat tindakan represif aparat yang menggunakan gas air mata, Rabu, 5 Oktober 2022.
Untuk itu, Jokowi meminta Tim Pencari Fakta (TPF) independen yang diketuai Menkopolhukam Mahfud MD agar melakukan investigasi mendalam dan menyeluruh terkait tregadi berdarah usai pertandingan Arema FC versus Persebaya Surabaya dalam laga lanjutan BRI Liga 1.
Jokowi menegaskan, tak boleh ada yang ditutupi dalam pengusutan tragedi 1 Oktober 2022. Semua harus diproses secara gamblang demi keadilan.
"Kenapa dibentuk Tim Pencari Fakta independen, karena kita ingin usut tuntas, tidak ada yang ditutup-tutupi, yang salah diberikan sanksi, kalau pidana sama dipidanakan," tegas presiden dikutip dari Viva Malang.
Baca juga: Selain Kapolda, Pangdam V/Brawijaya Minta Maaf soal Tragedi Kanjuruhan
Di pihak lain, Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengaku, saat ini Irwasum dan Propam Polri tengah memeriksa 31 personelnya (dari 28 menjadi 31) terkait kode etik. Saat ini proses investigasi masih berlanjut.
"Dari 31 anggota polri tersebut belum selesai, dilanjutkan juga pemeriksaan pada malam ini, karena sesuai arahan Bapak Kapolri (Jenderal Listyo Sigit Prabowo) ada beberapa hal yang harus betul-betul didalami,” ungkap Dedi.
“Kenapa demikian, karena unsur ketelitian, kehati-hatian, dan kecermatan yang dilakukan oleh tim ini harus benar-benar menjadi standar," sambungnya.
35 Saksi Diperiksa
Perkembangan lainnya, 35 orang terdiri dari saksi internal Polri yang terlibat pengamanan, serta saksi eksternal juga diperiksa sebagai saksi, dan kini sudah dimintai keterangan oleh penyidik di Mapolres Malang.
Baca juga: Tabrak Aturan FIFA soal Gas Air Mata, Aremania: Copot Kapolda Jatim!
"Dari Bapak Kapolri tadi ada beberapa hal yang harus didalami. Pendalaman oleh tim harus dilakukan pada malam ini dan juga besok,” katanya.
Sehingga, masih kata Dedi, mungkin besok akan disampaikan pihaknya tentang progres pendalaman terkait tragedi berdarah Kanjuruhan, baik dari tim investigasi Propam, Irwasum, tim sidik gabungan dari Bareskrim, maupun dari Polda Jatim. “Selesai itu, besok akan kami sampaikan hasilnya," janji Dedi.
Seperti diketahui, saat laga Arema kontra Persebaya di Stadion Kanjuruhan usai, terjadi kerusuhan di tengah lapangan, yang kemudian aparat kemanan menembakkan gas air mata beberapa kali, baik di tengah lapangan maupun di atas tribun.
Akibat tembakan gas air mata yang membabi buta dari aparat itu, para suporter Aremania mengalami sesak napas dan lari kocar-kacir menyelamatkan diri. Sayang, beberapa pintu keluar stadion di tribun selatan terkunci dan hanya ada satu pintu yang terbuka, sehingga terjadi penumpukan massa hingga menyebabkan ratusan orang pingsan dan terinjak-injak.
Baca juga: Panpel Lalai! Pintu Stadion Terkunci saat Dibombardir Gas Air Mata