Tragedi Kanjuruhan, Sahat Legislator Golkar Minta Publik Tak Gaduh

Sahat Tua Simanjuntak (kanan) menjenguk korban.
Sumber :
  • A Toriq A/Viva Jatim

Tragedi Kanjuruhan bermula ketika Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 3-2 dalam laga derby Jatim di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Beberapa saat setelah pertandingan berakhir, sebagian suporter Arema FC turun dari tribun dan masuk ke lapangan, meluapkan kekecewaan dengan mengejar pemain dan tim Persebaya maupun Arema FC.

DPRD Jatim Bentuk Pansus Perda RPJP, Optimis Selesai sebelum Agustus 2024

Polisi yang berjaga berupaya menghalau dan mengadang massa suporter namun kewalahan. Hingga akhirnya aparat menembakkan gas air mata ke tengah-tengah massa agar pergerakan suporter terpecah dan bubar. Akibatnya, massa kabur dan menumpuk di beberapa titik. Karena menumpuk, banyak yang pingsan dan lemas, lalu terjatuh hingga terinjak-injak. Korban pun berjatuhan.

Berdasarkan data terbaru yang dirilis Pemprov Jatim, total korban peristiwa Tragedi Kanjuruhan sebanyak 574 orang. Rinciannya, 131 orang meninggal dunia, 420 orang luka ringan dan 23 orang luka berat. Dari semua korban, tersisa 66 korban yang masih dirawat di beberapa rumah sakit di Malang.

On Fire! Kehadiran Pelatih Widodo Cahyono Bawa Perubahan bagi Tim Arema FC

Kapolri sudah mengumumkan ada enam tersangka ditetapkan penyidik dalam kasus tersebut. Keenam tersangka itu ialah Dirut LIB berinisial AHL, ketua panpel pertandingan berinisial H, security officer berinisial SS, Kabag Ops Polres Malang berinisial WSS, Deputi 3 Brimob Polda Jatim berinisial H, dan Kepala Sat Samapta Polres Malang berinisial DSA.