Sambut 1 Syuro, Tradisi Semaan Al-Qur'an dengan Ratusan Huffadz Digandrungi Warga Trengggalek
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Trenggalek, VIVA Jatim-Tahun Baru Islam 1 Muharram atau 1 Syuro, bagi masyarakat Jawa biasanya diperingati di berbagai daerah dengan berbagai kegiatan.
Salah satunya seperti kegiatan yang dilaksanakan di Desa Senden Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek dengan menggelar 'Semaan Al-Qur'an bil Ghoib' oleh 120 huffadz (penghafal).
Ada yang menarik, total titik lokasi semaan tersebar di 30 Masjid dan Musala se-Desa Senden. Serta disamping hufadz yang membaca Al-Qur'an terdapat botol air mineral yang diletakkan oleh warga untuk mengharap berkah washilah pembacaan Al-Qur'an.
"Banyak warga yang meletakkan air mineral di depan para hufadz. Bahkan ada garam (untuk masak di dapur) yang disandingkan di dekat para hufadz ketika mengaji. Ini merupakan tradisi mencari berkah dengan wasilah bacaan Al Qur'an," ungkap salah satu tokoh masyarakat Desa Senden, Imam Mujtahid, Rabu, 19 Juli 2023.
Menurutnya, semaan Al-Qur'an bil Ghoib diinisiasi oleh Pengurus Ranting NU Desa Senden bekerjasama dengan masyarakat Desa. Acara ini sudah berjalan sekitar 5 tahun bertempat di 30 masjid-mushola.
Imam menjelaskan setiap masjid-mushola diisi oleh 4 sampai 6 hufadz dengan total keseluruhan 120 orang. Ratusan hufadz merupakan penghafal bekerjasama dengan Pengasuh Pondok yang berada di Desa Melis Kecamatan Gandusari Trenggalek, KH Zuhdi.
"Saya serahkan kepada beliau, lalu dicarikan dari beberapa daerah ada yang dari Trenggalek, Tulungagung, Kediri, dan Blitar," paparnya.
Ayah dua anak ini menambahkan, sedari usai Salat Subuh para hufadz berkumpul di satu titik di Rumah H Mawardi. Kemudian dari masing-masing mushola masjid, itu menjemput hufadz ke masjid mushola masing-masing.
"Teknis membaca dimana mana ada speaker dan soundsystem yang menggema dengan bacaan Al-Qur'an seperti orang punya hajatan. Ini menjadi syiar yang luar biasa," paparnya.
Sementara untuk masyarakat sekitar masjid atau mushola, hampir 80 persen ikut menyimak bacaan Al-Qur'an. Meski tidak istiqamah seluruhnya menyimak, namun tidak pernah sepi dari masyarakat sekitar.
Mujtahid mengaku, biasanya masyarakat di Desa Senden saat 1 Suro lebih memilih untuk berdiam diri rumah, atau tidak kerja berat. Sehingga kesempatan ini digunakan untuk kegiatan semaan Al-Qur'an.
Bagi Masjid dan Musala yang jemaah masyarakat tidak terlalu banyak, warga yang ikut menyimak biasanya di datangi dari luar lingkungan. Serta beberapa mushola didatangi oleh anak-anak dari siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Senden.
Usai pembacaan Al-Qur'an khatam pukul 15.00 ditutup dengan Doa Khotmil Qur'an dengan ada Masakan Ayam Lodho atau Ambengan (kenduri, ayam dimasak utuh) di masing-masing masjid dan mushola.
Mujtahid menambahkan, sejak pagi sampai khatam tidak sepi dari berbagai makanan-makanan untuk hufadz dan masyarakat yang menyimak. Ia juga mengaku, sebelum dimulai pembacaan Al-Qur'an, masyatakat berbondong-bondong mengirim nama leluhur untuk dibacakan hadiah Surat Al-Fatihah.
"Satu masjid mushola tidak kurang 100 nama-nama (arwah) dibacakan sebelum membaca Al-Qur'an," tandasnya.