BPK XI Jatim Lakukan Ekskavasi Lanjutan Situs Bhre Kahuripan, Diharapkan Ungkap Tata Ruang
- M. Lutfi Hermansyah/Viva Jatim
"Mungkin di sini kompleks permukiman elit yang dilengkapi fasilitas keagamaan dengan pola keruangan tertentu yang dibatasi pagar-pagar. Inilah kami cari pagar-pagar itu, bentuk pola ruangnya seperti apa, di dalamnya ada apa saja," ungkapnya.
Layaknya kompleks bangunan suci pada umumnya, Situs Bhre Kahuripan yang terletak di sisi timur , memiliki bangunan pendukung lainnya yang didirikan hingga ke sisi barat area. Mulai dari lapangan desa hingga di area kebun tebu yang diyakini sebagai struktur pagar keliling di ujung barat situs.
Di Situs Bhre Kahuripan terdapat batu yoni dengan panjang 191 cm, lebar 184 cm dan tinggi 121 cm. Sala satu sisi yoni tersebut terdapat cerat yang disangga oleh pahatan bermotif naga. Badan yoni dihiasi dengan pahatan yang sangat raya, seperti pada bagian pelipit, berhias pola geometris, sulur dan daun-daun lotus.
Salah satu sisi yoni terdapat bingkai kecil berisi pahatan angka Jawa kuno 1294Ç (1372 M). Tahun ini cocok dengan tahun wafatnya ibunda Raja Hayam Wuruk, Tribhuwanatunggadewi atau Bhre Kahuripan yang termuat dalam Kitab Pararaton.
Dalam kitab ini juga disebutkan lokasi pendharmaan dari Tribhuwanatunggadewi (Bhre Kahuripan) yaitu di Panggih. Pada masa sekarang ini, daerah dengan nama Penggih merupakan sebuah desa yang terletak di sebelah barat Desa Klinterejo. Diperkirakan pada masa lampau lokasi Situs Bhre Kahuripan juga masuk ke dalam wilayah administratif Panggih.
Namun, belum bisa dipastikan apakah candi ini untuk mendarmakan Tribhuwana atau raja lain. Tribhuwana menjabat ratu 1328 masehi sampai turun tahta tahun 1350 masehi digantikan putranya, Hayam Wuruk.
Sementara, pada ekskavasi tahap 5 pada tahun 2022, arkelolog menemukan struktur berbentuk menyerupai lambang Surya Majapahit di Situs Klinterejo. Struktur persegi delapan itu mengelilingi bagian tengah atau cungkup situs.