Tak Hanya Seragam, Wali Murid SMA di Mojokerto Juga Keluhkan Iuaran Kegiatan Sekolah
- M Lutfi Hermansyah/Viva Jatim
Disinggung terkait uang gedung Rp 1,5 juta per siswa. Herni menjelaskan, bahwa sekolah mempunyai rencananya untuk membangun penutup dan peredam lapangan basket SMAN 1 Puri. Nilai itu berdasarkan hasil rapat antara komite sekolah dengan para wali murid.
"Itu (lapangan basket) kan tidak tertutup dan tidak ada peredam suaranya. Sehingga saya dikomplain penduduk belakang sekolah. Akhirnya saya curhat ke komite, komite musyawarah dengan orang tua siswa," ungkapnya.
Kendati demikian, wali murid yang tidak mampu dapat mengajukan keringanan ke sekolah. Tentunya, pengajuan keringanan ada syarat khusus. Yakni menyerahkan surat keterangan tidak mampu dari desa atau Kartu Indonesia Pintar (KIP).
"Dari dulu kalau orang tua keberatan, tidak mau bayar tidak masalah. Banyak yang mengajukan, sedang kami proses," tandas Herti.
Sedangkan untuk pembelian paket seragam senilai Rp 1,7 juta tidak diwajibkan. Apabila untuk membeli di sekolah, siswa akan mendapat kain 1 stel abu-abu putih, kain 1 stel seragam Pramuka, kain 1 stel seragam khas, seragam olahraga, sepasang sepatu, serta atribut dari topi, jilbab, sampai kaus kaki.
"Tidak wajib membeli seragam di SMAN 1 Puri, boleh beli di luar, tapi nanti warnanya tidak sama. Namun, bagi kami tidak masalah, kami tidak memaksa," pungkas Hesti.
Mahalnya seragam SMA dan SMK di Mojokerto tengah menjadi sorotan. Pasalnya, wali murid terkesan diwajibkan membeli paket seragam dan atributnya di sekolah dengan harga Rp 2 lebih.