Konflik Rusia dan Ukraina Sulit Dilerai, Vladimir Putin Ungkap Alasannya
- Viva
Moskow, VIVA Jatim – Berbagai upaya mendamaikan konflik Rusia dan Ukraina telah dilakukan. Baik oleh berbagai negara lain maupun pemangku kebijakan tingkat dunia. Namun rupanya upaya tersebut tak terealisasi dengan baik. Konflik keduanya pun sulit dilerai.
Presdien Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa Prakarsa Afrika dapat menjadi dasar bagi perdamaian perang yang terjadi di Ukraina. Namun, karena Ukraina terus melakukan serangan dari Kiev, membuat perdamaian sulit direalisasikan.
Penegasa itu disampaikan Putin saat menjadi pembicara dalam konferensi pers setelah bertemu para pemimpin Afrika di St Petersburg pada Jumat, 28 Juli 2023 lalu. Ia hadir ke acara tersebut juga dalam rangka mendengarkan seruan mereka untuk perdamaian kedua belah pihak.
"Ada ketentuan dari inisiatif perdamaian ini yang sedang dilaksanakan. Tapi ada hal-hal yang sulit, yang mungkin susah untuk diterapkan," katanya, dikutip dari VIVA, Selasa, 1 Agustus 2023.
Sebelumnya, pada bulan Juni mediasi Afrika dalam konflik tersebut dapat dimulai dengan langkah-langkah membangun kepercayaan yang diikuti dengan penghentian perjanjian permusuhan dan negosiasi antara Rusia dan Barat.
Putin mengatakan bahwa salah satu poin inisiatif itu adalah gencatan senjata.
"Tetapi tentara Ukraina menyerang, mereka menyerang, mereka menerapkan operasi ofensif strategis skala besar. Kami tidak dapat menghentikan tembakan ketika kami diserang," tambahnya.
Mengenai pertanyaan memulai pembicaraan damai, dia berkata, "Kami tidak menolak mereka. Agar proses ini dapat dimulai, perlu ada kesepakatan dari kedua belah pihak," tegasnya.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky telah menolak gagasan gencatan senjata yang akan membuat Rusia menguasai hampir seperlima negaranya dan memberi pasukannya waktu untuk berkumpul kembali setelah perang selama 17 bulan.
Artikel ini telah tayang di VIVA.co.id dengan judul Alasan Putin Tolak Damai dengan Ukraina