Komunikasi PDIP dan Emil Buruk, Hasto: Dengan Bu Khofifah Cepet, Enak!

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Surabaya
Sumber :
  • Andrian/Viva Jatim

Jatim – Jelang Pemilu 2024, hubungan PDIP dan Partai Demokrat masih memanas. Tak hanya di level pusat, tapi juga di daerah. Terbaru, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menyebut komunikasi semua kepala daerah di Jatim dari partainya tidak berjalan lancar dengan Wakil Gubenur Emil Elestianto Dardak yang notabene-nya ketua DPD Demokrat Jatim. 

Masuk Bursa Pilgub 2024 Penantang Khofifah, Kiai Marzuki Mustamar: Kami Hidup Mati di Jatim

Berbeda dengan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, menurut Hasto, komunikasinya tidak ada hambatan.

“Karena (kepala daerah di Jatim) tadi melaporkan dengan saya, itu kalau dengan Bu Khofifah itu (kominikasinya) cepat, enak!” kata Hasto saat menggelar acara Gowes bareng dengan seluruh kepala daerah se-Jatim dari PDIP di Surabaya, Sabtu 15 Oktober 2022. 

Menimbang Duet Khofifah-Kharisma bila Emil Dardak Tak Maju Pilgub Jatim

Sekadar tahu, di acara Gowes bareng itu, hadir Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi; Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko; Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono beserta Wabupnya Dwi Rianto Jatmiko; Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko; Wabup Ponorogo, Lisdyarita; Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi serta beberapa anggota Fraksi PDIP DPRD Jatim.

Baca juga: Irjen Teddy Tersangka Narkoba, Hasto PDIP Ingat Jenderal Hoegeng

KH Marzuki Mustamar Muncul Jadi Penantang Khofifah di Pilgub Jatim 2024, PKB: Menarik!

“Kalau dengan wakilnya (Emil Dardak) itu sepertinya ada berbagai hambatan-hambatan kultural. Saya juga nggak tahu, nanti tanyakan kepada kepala daerah dari PDIP,” sambung Hasto. 

Sementara Emil Dardak yang dikonfirmasi wartawan terkait pernyataan Hasto di Surabaya, membantahnya. “Justru komunikasi dengan kepala daerah PDIP berjalan baik kok. Yang jelas beliau belum pernah menginformasikan keluhan tersebut ke saya ya,” elak Emil.

PDIP-Demokrat Saling Sindir

Seperti diketahui, baru-baru ini hubungan antara Partai Demokrat dan PDIP kembali menunjukkan tensi cukup panas. Keduanya saling sentil terkait pernyataan Ketua Majelis Tinggi Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

Kala itu, presiden ke-6 RI itu mengaku akan turun gunung di Pilpres 2024. Alasannya, karena mencium tanda-tanda adanya skenario pesta demokrasi lima tahunan tersebut dijalankan secara tidak adil dan jujur. 

Seperti tersengat dengan statemen SBY, Hasto pun meresponsnya dengan keras dengan menyebutnya sebagai fitnah terhadap kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi). 

"Bisa tidaknya Demokrat bisa mencalonkan AHY (Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono) dalam Pilpres jangan dijadikan indikator sebagaimana tuduhan adanya skenario pemerintahan Pak Jokowi untuk berbuat jahat dalam Pemilu," ketus Hasto kala itu.

Baca juga: Sekjen PDIP Kumpulkan Kepala Daerah se-Jatim di Surabaya, Ada Apa Ini?

Bukannya mereda, justru Partai Demokrat balik melontarkan sindiran kepada Hasto melalui Deputi Balitbang Syahrial Nasution yang menyebut reaksi Sekjen PDIP itu terlalu berlebihan. 

"Semoga Hasto tidak sedang sakit perut dan mencret terhadap apa yang disampaikan Pak SBY,” kata Syahrial Nasution dikutip dari Viva.co.id, Selasa 20 September 2022 lalu. 

Menurut Syahrial, SBY memiliki hak untuk turun gunung dalam rangka memenangkan partainya pada kontestasi politik di 2024 nanti.

Sebenarnya, perseteruan antara PDIP dan Demokrat ini bukan kali pertama. Sebelumnya, mereka juga saling lempar sindiran terkait proyek pembangunan Jembatan Suramadu.

Jauh sebelum itu, saat SBY masih menjadi presiden, pertarungan politik antara kedua partai tersebut memang memang cukup panas. Termasuk soal kebijakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), baik di era SBY maupu Joko Widodo (Jokowi).