Hari Ozon Sedunia, Tiga Sekolah Adiwiyata di Gresik Tolak Kemasan Plastik
- Tofan Bram Kumara/Viva Jatim
Gresik, VIVA Jatim –Hari Ozon Sedunia yang jatuh tiap 16 September menjadi pengingat bahwa hari ini bumi semakin panas, karena kondisi Ozon yang tak lagi ideal.
Menurut data para ilmuwan yang memprediksi suhu di Bumi kemungkinan akan menembus ambang batas 1,5 derajat Celcius untuk pertama kalinya dalam sejarah karena emisi dari aktivitas manusia.
Dengan kondisi itu, mendorong sekolah-sekolah berbasis lingkungan atau sekolah Adiwiyata selalu melakukan hal positif bersama siswa untuk menjaga bumi agar tetap teduh.
Sekolah tersebut antara lain SDIT Yaa Bunayya Lebani Waras, SD Muhammadiyah 1 Wringinanom dan SDIT Al Huda Bawean membuat aksi serentak peringatan hari Ozon.
Koordinator Zero Waste School ECOTON, Sofi Azilan Aini mengatakan bahwa siswa harus diberikan kesempatan untuk berkontribusi pada bumi, hari Ozon sedunia ini menjadi pengingat bahwa bumi semakin tua.
"Melibatkan siswa dalam perlindungan lingkungan itu harus, karena mereka nanti yang menjadi penerus nasib bumi kita nanti, jadi harus dimulai dari sekarang", ucapnya, Minggu, 17 September 2023.
Sementara itu, siswa SDIT Yaa Bunayaa yang tergabung dalam SPELL (Siswa Peduli Lingkungan) melkukan seruan aksi penolakan terhadap kemasan plastik sekali pakai yang bisa memicu polusi mikroplastik.
Abi ketua SPELL mengatakan memperingati hari Ozon sedunia ini semua siswa di sekolah berusaha terus untuk mengurangi plastik sekali pakai seperti sachet.
"Saya membuat seruan poster agar teman2 memahami sampah plastik itu berbahaya dilingkungan sekolah dan bisa menjadi mikroplastik serta jangan membakar plastik karena bisa bumi panas," ucapnya.
Hal yang sama diungkapkan Eka Maya Santy guru pembina SPELL mengatakan bahwa hari ini penting mengajak siswa peduli lingkungan.
"Aktivitas seperti ini penting yaa, supaya anak-anak disekolah tahu bahayanya memakai plastik yang sekali pakai. Dan terpenting pesan baik ini bisa di omongkan atau ditularkan ke orang tua mereka" terangnya.
Pada moment yang sama SDIT Al Huda Bawean memanen 30 liter Eco Enzym bersama siswa untuk selanjutnya digunakan menjadi cairan yang berguna.
Tidak mau kalah, SD Muhammdiyah 1 Wringinanom mengolah sampah organik sebanyak 10 kg menjadi Eco Enzym supaya mendapat manfaat.
Seperti kita tau jika sampah organik tidak terkelolah dengan baik maka menimbulkan bau busuk dan pelepasan gas metana (CH4) ke atmosfer. Gas CH4 pada lapisan stratosfer berperan sebagai gas rumah kaca (GRK) dan berefek pada munculnya pemanasan global.