UNNU Beri Asa Ringankan 6 Desa Dampak Kebakaran Gunung Bromo

UNNU ikut membantu meringankan beban masyarakat dari 6 desa
Sumber :
  • Mokhamad Dofir/Viva Jatim

Surabaya, VIVA JatimKebakaran bukit savana di Gunung Bromo pada awal September lalu tak hanya membuat negara mengeluarkan anggaran hingga Rp 8,3 miliar untuk menjinakkan asap dan api yang mengamuk akibat flare. 

Rumah Lantai 2 Terbakar gegara Korsleting Listrik di Trenggalek 

Ternyata ada dampak lain yang dirasakan warga sekitar Gunung Bromo Jawa Timur itu. Selain kepulan asap dan suhu yang tak lagi dingin atau sejuk, masyarakat dari 6 desa di dekat kawasan gunung dengan tinggi sekitar 2.329 Mdpl itu merasakan kesulitan air.

Ada enam desa yang mengalami kesulitan air dampak dari kebakaran Bromo. Antara lain, Ngadas, Jetak, Wonokerto, Sapikerep, Ngadisari, dan Ngadirejo.

Pj Gubernur Adhy Pastikan Kenyamanan Wisatawan di Jatim selama Libur Lebaran

Ansori salah seorang warga dari Desa Ngadas mengatakan, fenomena kebakaran hutan yang sering terjadi hampir tiap tahun juga menambah daftar panjang permasalahan rusaknya saluran air yang menghubungkan dari tandon air ke rumah-rumah di desanya. Menurutnya, tahun ini, kebakaran hutan di kawasan Bromo adalah terparah.

"Nah, di awal September lalu, kebakaran bukit Teletubbies Bromo yang terbakar itu ternyata mempengaruhi distribusi air ke warga. Pipa air yang seharusnya bisa mengalirkan air dari tandon atau mata air ke warga, terbakar. Sehingga, hal itu membuat jalur jaringan saluran penyalur air dari sumber ke tandon rusak,” ungkap Anshori.

Sehari Jelang Lebaran, Pabrik Cokelat di Surabaya Terbakar

Kebakaran savana di Bromo berlangsung hampir seminggu. Sejak 6 September lalu api muncul di bukit teletubbies Gunung Bromo. Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui BPBD Jawa Timur dan perangkat daerah setempat berupaya memadamkan api di savana Gunung Bromo. Berbagai cara dilakukan mulai dari pemadaman via darat hingga udara dengan water bombing.

Selain itu, penyebab masyarakat dari 6 desa tersebut mengalami kesulitan air karena jarak sumber air dan tandon ke pemukiman warga yang cukup jauh yakni lebih kurang 1 - 3 kilometer, debit air berkurang ketika musim kemarau, hingga perlu adanya peremajaan jaringan air yang menghubungkan ke warga. Ada sekitar 2.000 jiwa dari 6 desa di kabupaten tersebut.

Halaman Selanjutnya
img_title