Gubernur Khofifah Bertekad Jadikan Jatim Leading Smart Industrial Province
- Nur Faishal/Viva Jatim
Lewat Desa Devisa ini, akan dilakukan pendampingan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bagaimana mengakses pasar global.
Terkait, peningkatan kinerja perdagangan di Jatim, Khofifah menyampaikan, hal ini ditunjang lewat Misi Dagang yang digelar Pemprov Jatim baik antar provinsi maupun luar negeri. Bahkan, program Misi Dagang antar provinsi ini merupakan ciri khas Jawa Timur yang tidak dilakukan oleh provinsi lainnya.
"Saat misi dagang, kita membawa Trader sekaligus buyer. Dan ini hanya ada di Jawa Timur. Pertemuan antara keduanya ini adalah bukti pentingnya Seeing Believing ," tegasnya.
"Melalui misi dagang ini, kami mengadakan mediasi bagi pelaku-pelaku UMKM. Ini penting, karena Indonesia marketnya sangat besar, jadi kalau bukan kita yang mengisi siapa lagi," imbuhnya.
Keunggulan lainnya, lanjut Khofifah, yaitu posisi Jatim sebagai lumbung pangan. Dimana, berdasarkan data BPS, selama tiga tahun berturut-turut produksi padi di Jatim selalu tertinggi nasional. Begitupun untuk jumlah komoditas jagung, daging sapi, maupun telur ayam.
Pada kesempatan ini, Khofifah juga menjelaskan 4 pilar prioritas pertumbuhan ekonomi Jatim. Yaitu, penguatan daya saing manufaktur dan perdagangan, peningkatan nilai tambah agroindustri, percepatan pertumbuhan industri pariwisata dan pengembangan industri mikro, kecil dan menengah.
Di akhir, Gubernur Khofifah berharap lewat forum INDEF School of Political Economy akan lahir rekomendasi-rekomendasi strategis bagi Jawa Timur. Untuk itu, peran perguruan tinggi strategis seperti FEB UNAIR, menjadi bagian yang sangat penting untuk memberikan penguatan agar masyarakat Jatim tidak hanya menjadi penonton.