Singgung Anggaran Penanganan Stunting, Cak Imin Berjanji Bila Menang Dialihkan untuk Bumil

Cak Imin Temui Jaringan Perempuan Nahdliyyin di Mojokerto
Sumber :
  • M Lutfi Hermansyah/Viva Jatim

Mojokerto, VIVA Jatim - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyinggung soal anggaran stunting tidak bisa optimal. Ia menyebut, anggaran penanganan stunting banyak dipakai untuk rapat. Sehingga, ia berjanji bakal mengalihkan dananya untuk ibu hamil (bumil). 

Jelang Coblosan, Emil dan Arumi Pilih Ziarah ke Makam Leluhur di Trenggalek

Hal itu diungkapkan Ketua Umum PKB saat kampanye perdana di Gedung Sarana Olahraga Krapyak, Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Mojokerto pada Selasa, 28 November 2023. 

Mulanya, Cak Imin membahas soal penanganan stunting dihadapan Jaringan Perempuan Nahdliyyin (JKN) Kabupaten Mojokerto. Ia mengatakan, bila pasangan AMIN menang akan memperhatikan ibu hamil dan anak anak dalam kandungnya. Sebab, kebutuhan gizi menjadi kewajiban negara dan pemerintah. 

Dukung Khofifah-Emil, Jaringan Kiai Santri Nasional Gresik Gelar Selawat Akbar

Ia menilai hal itu kerap terjadi lantaran pejabat negara lebih sering mengadakan rapatnya dibanding dengan pekerjaan mengatasi hal itu. Ia menyinggung anggaran untuk rapat besar seperti yang pernah disampaikan salah satu menteri.

"Nopo wonten (apa ada) anggarannya ? banyak (kenapa begitu banyak), negeri ini sugih (kaya) untuk penanganan stunting besar, untuk menangani kemiskinan besar. Tapi, kakehan (kebanyakan) rapate timbang nanganinge (ketimbang menanganinya)," ujar Cak Imin.

Sempat Tertunda, KPU Bojonegoro Akhirnya Malam Ini Gelar Debat Ke Dua

Menurut Cak Imin, penjabat negara lebih sering mengadakan rapatnya dibanding mengatasi hal itu dengan aksi nyata. Padahal anggaran penanganan stunting besar. Ia mengungkapkan,  anggaran untuk rapat besar seperti yang pernah disampaikan salah satu menteri.

"Biaya rapatnya niku, niki sing ngomong (yang bilang) menteri, sanes kulo (bukan saya). Biaya rapat untuk kemiskinan rapat tok niki (itu), niku Rp 500 triliun, eh Rp 500 Milir. lah kok rapat tok ae larang-larang (kok rapat saja mahal-mahal). Maka perlu perubahan," Ungkapnya. 

Halaman Selanjutnya
img_title